PRESIDEN SOEHARTO PADA ULANG TAHUN KE XXIII
KODAM BRAWIDJAJA: ABRI TAK AKAN MEMBIARKAN PANTJASILA BEROBAH
. Dalam Bentuk Apapun, Bila manapun dan oleh Siapapun
. Anugerah “Samkarya Nugraha” pada Slagorde Kodam VIII/Brawidjaja [1]
Djakarta, Kompas
Presiden Soeharto mengingatkan, bahwa benih2 subversi atau ketegangan2 sosial lainnja, jang dikobarkan oleh anasir2 asing dari luar atau musuh2 Pantjasila dari dalam pasti akan dapat dikurangi bila stabilisasi nasional dan pembangunan bisa berhasil dengan sukses.
Dan untuk mentjiptakan stabilisasi dan pembangunan ini, menurut Presiden, tugas2 ABRI sebagai golongan karya harus lebih berhasil, karena hal itu akan memperingan tugas2 ABRI sebagai alat Hankam.
Pesan ini disampaikan pada upatjara ulang tahun ke 23 Kodam VII/Brawidjaja di Surabaja, Selasa ini. Presiden Soeharto menegaskan sekali lagi, bahwa satu2nja ideologi ABRI adalah Pantjasila.
Merobah Pantjasila, kata Presiden berarti merobah dasar dan tjita2 kemerdekaan.
Selandjutnja kata Presiden:
“ABRI tidak akan membiarkan Pantjasila berobah dalam bentuk apapun, bilamanapun dan oleh siapapun”.
“Karena berobahnja Pantjasila berarti pengchiantan terhadap kemurnian perdjuangan ABRI sendiri TNI/AD chususnja. ABRI umumnja harus mempertahankan Pantjasila, djustru karena Pantjasila itu adalah falsafah, pandangan hidup daripada rakjat Indonesia, dan karena ABRI adalah bagian daripada rakjat, maka ia akan mempertahankan pandangan hidup rakajat itu tanpa kompromi”.
Kepada para pradjurit ABRI, kepala negara menjerukan, agar tetap memelihara djiwa dan semangat empat lima Menjinggung Pembangunan Lima tahunan jad, Presiden mendjelaskan bahwa ABRI sendiri belum akan mengadakan pembangunan dalam arti jang sebenarnja.
Untuk itu kepala negara menjatakan penghargaannja jang setinggi2nja kepada seluruh Slagorde ABRI, karena pengertian jang telah ditudjukannja.
Hal itu merupakan salah satu bukti pula, bahwa ABRI lebih mendahulukan kepentingan rakjat daripada kepentingannja sendiri.
Oleh karena itu, Presiden mengharapkan, agar segala peralatan dan kesendjataan jg sekarang dimiliki ABRI supaja dipelihara sebaik2nja dengan rasa tanggung djawab.
Atas djasa dan dharma bakti Kodam VIII/Brawidjaja oleh negara dan bangsa jang telah mengikuti perang kemerdekaan dan berbagai perang kemerdekaan dan operasi militer dan dari Sabang sampai Merauke demi untuk mempertahankan Pantjasila maka atas nama Negara Presiden Soeharto menjampaikan anugerah negara kepada seluruh slogarde Kodam VIII Brawidjaja oleh SAMKARYA NUGRAHA.
Samkarya Nugraha, merupakan anugrah tertinggi negara kepada suatu KODAM atas djasa2nja jang luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Kodam pertama di Indonesia jang memperoleh Samkarya Nugraha dalah Kodam VI/Siliwangi.
Dan sehubungan dengan ulang tahun Kodam VIII/Brawidjaja Presiden telah menjampaikan selamat pula kepada seluruh warga korps Brawidjaja atas nama pemerintah, ABRI dan atas nama pribadi. (DTS)
Sumber: KOMPAS (17/12/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 185-186.