PRESIDEN SOEHARTO: PBB PERLU DITATA KEMBALI

PRESIDEN SOEHARTO: PBB PERLU DITATA KEMBALI

 

 

New York, Media Indonesia

Presiden Soeharto sebagai Ketua Gerakan Non Blok (GNB) menyatakan perlu penataan kembali PBB dalam upaya demokratisasi. Untuk itu, diharapkan Wakil tetap (Caucus) GNB di PBB bisa segera mengambil langkah sebagai tindak lanjut hasil KTT GNB ke-10 di Jakarta, antara lain pembentukan kelompok pejabat tinggi yang bisa memberi rekomendasi restrukturisasi PBB.

Demikian antara lain harapan Presiden yang disampaikan ketika menerima sejumlah wakil tetap (caucus) GNB di PBB, seperti disampaikan Menteri Sekretaris Negara, Moerdiono di New York, Rabu sore atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Wakil tetap yang diterima adalah India, Zimbabwe, Equador, Cape Verde dan Venezuela.

Kata Mensesneg Moerdiono, para wakiI tetap itu menyampaikan penghargaan atas sukses KTT GNB ke-10.Kepala negara, sambung Mensesneg, menyampaikan tiga catatan penting dari KTT GNB di Jakarta yang baru lalu.

Catatan tersebut adalah, kurangnya keraguan tentang rel vansi GNB dan arah baru GNB dengan memberi perhatian sungguh-sungguh pada masalah ekonomi serta tanpa mengabaikan masalah politik.

Ketika ditanya jadwal pembentukan kelompok pejabat tinggi. Mensesneg Moerdiono mengatakan, hal itu akan djlaksanakan secepatnya. “Menlu Ali Alatas akan membicarakan hal itu dengan rekan-rekannya,” sambungnya.

 

Bantuan

Sementara itu, dalam pembicaraan Presiden Soeharto dengan Presiden Korea Selatan, Roh Tae-woo, seperti dij elaskan Mensesneg Moerdiono, Kepala Negara mengharapkan Korea Selatan membantu negara di kawasan Selatan yang masih terbelakang.

“Banyak negara Selatan yang miskin dan punya pengalaman membangun, namun kekurangan dana. Untuk mengatasi masalah inilah Korea Selatan diharapkan lebih berperan,” ujar Mensesneg.

Pada pertemuan itu, Presiden juga menyampaikan terima kasih atas keterlibatan Korea Selatan dalam CGI yang memberi bantuan kepada Indonesia sebagai pengganti IGGI.

 

 

Sumber : MEDIA INDONESIA (25/09/1992)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 268-269.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.