Presiden Soeharto
PEMECAHAN KEKURANGAN GIZI HARUS DIKAITKAN DENGAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN[1]
Jakarta, Merdeka
Presiden Soeharto menegaskan, pemecahan terhadap masyarakat yang masih menderita kekurangan gizi harus dikaitkan dengan upaya untuk menanggulangi kemiskinan dan kemelaratan.
“Masalah kekurangan gizi itu semuanya mempunyai kaitan yang erat dengan rendahnya tingkat pendapatan, pendidikan, derajat kesehatan, keadaan lingkungan pemukiman dan lain-lain,yang menggambarkan rendahnya taraf kehidupan. Karena itu kita harus lebih giat lagi membangun,”kata Kepala Negara ketika membuka Widya Karya Nasiona l Pangan dan Gizi V di Istana Negara Jakarta, Selasa.
Dikatakan, meskipun berkat pembangunan bangsa Indonesia telah berswasembada beras, konsumsi kalori dan protein rata-rata penduduk meningkat, derajat kesehatan juga meningkat, namun disadari belum semua warga dapat menikmati derajat kesehatan yang tinggi dan gizi yang baik. Masih ada jutaan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, maka banyak yang kekurangan gizi, kekurangan kalori dan protein, kekurangan vitamin, kekurangan zat yodium dan kekurangan zat besi. Presiden Soeharto mengatakan, meningkatnya pendapatan masyarakat, ternyata tidak hanya membawa pengaruh positif pada keadaan gizi masyarakat tetapi juga membawa masalah bagi sebagian masyarakat.
”Dengan menyadari akan timbulnya berbagai masalah pangan dan gizi yang makin komplek pada PJPT II, maka persiapan penanganan masalah itu harus dimulai dari sekarang,” kata Kepala Negara.
Sementara itu Ketua LIPI Samaun Samadikun dalam laporannya menyebutkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V ini diikuti 300 peserta diselenggarakan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Persatuan Peminat Pangan dan Gizi (Pergizi Pangan) dan Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) bekerja sama dengan LIPI. (ASS/RS/217)
Sumber : MERDEKA ( 21/04/ 1993)
_______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 741-741.