PRESIDEN SOEHARTO PM LEE BAHAS KTT ASEAN
Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Manila Desember tahun ini menjadi salah satu pokok pembahasan dalam pertemuan empat mata antara Presiden Soeharto dengan Perdana Menteri Lee Kuan Yew di Singapura, Jum’ at.
Menteri Sekretaris Negara Sudharmono mengatakan pada wartawan, pertemuan itu berlangsung dalam suasana terbuka dan penuh persahabatan. Kedua pemimpin membicarakan bagaimana mengusahakan KTT ASEAN di Fillipina itu dapat mencapai hasil yang penting dalam rangka meningkatkan kerja sama ASEAN serta ketahanan nasional masing-masing.
Ketahanan nasional ini penting artinya bagi terwujudnya ketahanan regional. Dengan tercapainya stabilitas regional, hal ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perdamaian dunia, katanya.
Pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu juga menyinggung hasil plebisit di Filipina. Mereka mengharapkan hasil plebisit tersebut dapat menciptakan stabilitas di negeri itu yang berguna bagi landasan yang baik terselenggaranya KTT ASEAN di Manila nanti.
Presiden Soeharto menganggap KTT ASEAN di Manila penting tidak hanya dalam rangka memperingati 20 tahun berdirinya organisasi tersebut tetapi juga untuk lebih memantapkan kerja sama ASEAN.
Mengenai arti penting dari kunjungan Presiden Soeharto ke Singapura, Sudharmono mengatakan bahwa dengan pertemuan antara kedua pemimpin tersebut, dapat dipelihara suasana persahabatan dan saling pengertian dalam rangka mengusahakan kemajuan-kemajuan di negara masing-masing maupun dalam rangka kerja samaASEAN.
Kunjungan Presiden ini tidak hanya memantapkan kesamaan pandangan dalam rangka ASEAN, tapi juga untuk mensukseskan KTT ASEAN di Manila.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, Presiden menjelaskan keadaan politik dan ekonomi di Indonesia dewasa ini.
Mengenai Pemilu, Presiden mengatakan merupakan salah satu tugas nasional bagi bangsa Indonesia.
Presiden Soeharto maupun Perdana menteri Lee Kuan Yew dalam pertemuan itu menjelaskan pula langkah-langkah yang diambil oleh kedua pemerintah dalam mengatasi kesulitan ekonomi di negara masing-masing Kedua negara sama-sama menghadapi masalah ekonomi dan sama-sama pula telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan perbaikan ekonomi.
Selain hubungan kerja sama bilateral, juga dalam pertemuan itu dibicarakan masalah Kampuchea. Presiden Soeharto menegaskan kembali agar rakyat kampuchea diberikan kesempatan untuk menentukan nasibnya sendiri, serta ditariknya kekuatan asing dari wilayah Kampuchea.
Hal ini sesuai dengan kesepakatan ASEAN untuk mencari penyelesaian politis sesuai dengan kesepakatan ASEAN tersebut.
Selain pembicaraan empat mata antara Presiden Soeharto dengan Lee Kuan Yew juga berlangsung pertemuan antara Menteri-Menteri Indonesia yang mengikuti rombongan Presiden dengan Menteri-Menteri Singapura.
Dari pertemuan antara menteri ini, telah dijajaki kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa dicapai dalam KTT ASEAN mendatang. Juga dibahas kemungkinan kerja sama dalam pariwisata ASEAN sebagai usaha meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, demikian Sudharmono.
Jumat sore Presiden telah mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di KBRI. Presiden dan rombongan dijadwalkan kembali ke Jakarta Sabtu. (RA)
…
Singapura, Antara
Sumber : ANTARA (06/02/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 50-51.