Presiden Soeharto :
PRODUKSI BAHAN BAKAR MINYAK AKAN NAIK DENGAN 15%[1]
Jakarta, Business News
Presiden Soeharto menyatakan, kilang bahan bakar minyak Balongan mempunyai arti strategis dan vital. Selain berkapasitas besar, kilang ini juga akan menghasilkan bahan bakar minyak yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Dengan beroperasinya kilang yang berkapasitas 125.000 bare/per hari ini, maka produksi bahan bakar minyak Indonesia akan meningkat dengan 15%. Ini berarti defisit bahan bakar minyak di dalam negeri bisa dikurangi.
Soeharto memaparkan hal di atas saat peresmian Kilang Bahan Bakar Minyak Balongan di Kabupaten Indramayu Rabu. Peresmian kilang Balongan ini sempat tertunda karena menurut reneana diresmikan 30 Januari 1995. Penundaan peresmian disebabkan terjadi kerusakan saat-saat terakhir menjelang peresmian tadi.
Kilang inijuga akan menghasilkan propylene, yang merupakan bahan baku untuk membuat poly-propylene serta gas LPG. Dengan bertambahnya produksi LPG, maka pemakaian minyak tanah akan dapat dikurangi. Hal ini berarti akan berkurangnya subsidi.
Penghematan penggunaan minyak bumi untuk kepentingan dalam negeri telah ditempuh melalui dua jalur. Yang pertama, adalah dengan menganekaragamkan sumber-sumber energi. Dan yang kedua, adalah dengan menghemat pemakaian minyak bumi itu sendiri.
Indonesia mengandung sumber-sumber minyak dan gas bumi dalam jumlah yang memadai. Sebagian dari sumber-sumber minyak dan gas bumi tadi telah digali. Namun, yang digali masih berupa minyak mentah yang masih perlu diolah menjadi bahan bakar minyak.
Dari waktu ke waktu konsumsi bahan bakar minyak Indonesia terus bertambah besar. Peningkatan itu disebabkan oleh keberhasilan pembangunan, berkembangnya industri dan bertambah baiknya kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kebijakan energi nasional yang penting adalah diversifikasi dan konservasi energi. Wujud nyata dari diversifikasi itu adalah peningkatan penggunaan gas alam dan panas bumi sebagai sumber energi, ungkap Soeharto.
2-645Kilang di Natuna
Indonesia mempunyai sumber gas bumi dalam skala kecil, seperti yang banyak terdapat di daerah Jawa Barat. Sebelum ini sumber-sumber bahan energi itu kurang dimanfaatkan secara maksimal. Sekarang, kita telah dapat menggunakannya sebagai bahan bakar untuk keperluan industri, transportasi dan kebutuhan rumah tangga. Dalam pada itu, sumber gas bumi yang berukuran besar dijadikan komoditi ekspor dalam bentuk LNG, seperti yang dikerjakan di Bontang dan di Arun. Nanti, juga akan dibangun kilang LNG yang besar di Natuna.
Demikian pula pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak, kini juga sudah banyak yang menggunakan bahan bakar gas dan panas bumi. Usaha-usaha diversifikasi energi ini harus terus ditingkatkan.
Kita memiliki cukup banyak sumber gas dan panas bumi serta sumber-sumber energi lainnya, seperti batubara dan tenaga air.
Sejalan dengan usaha diversifikasi itu juga harus terus ditingkatkan usaha konservasi atau penghematan penggunaan energi di seluruh bidang kegiatan. Sikap hemat energi hendaknya menjadi gerakan nasional dan membudaya di seluruh kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia.
Kita harus berhasil dalam melaksanakan diversifikasi dan konservasi energi ini, agar tetap dapat mengekspor minyak bumi. Ekspor itu diberi nilai tambah yang tinggi. karena yang diekspor adalah produk-produk berupa BBM maupun produk petrokimia.
Perluasan Lapangan Kerja
Dengan mengolah minyak bumi menjadi bahan bak:ar minyak, maka akan dapat diperluas lapangan kerja. Kita juga dapat menambah keterampilan putera-puteri bangsa Indonesia sendiri dalam menangani pekerjaan yang memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manajemen yang modern. Soeharto memaparkan.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manajemen dan keterampilan dalam semua tingkatan itu mutlak untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Karena itu, marilah semua berusaha meningkatkan keterampilan di bidang masing-masing dengan bekerja keras meningkatkan disiplin dan terus belajar hal-hal baru.
Kita bersyukur dan makin yakin menghadapi masa depan, sebab makin hari makin banyak putera-puteri Indonesia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat menerapkan manajemen modern dan mempunyai keterampilan yang tinggi. Kemampuan putera-puteri untuk menguasai keterampilan dan teknologi itu makin jelas dengan berhasilnya pembangunan kilang BBM Balongan ini.
Pembangunan kilang ini telah melibatkan ribuan tenaga kerja Indonesia. Memang, ada sejumlah tenaga asing yang benar-benar diperlukan untuk menangani berbagai pekerjaan yang belum mampu ditangani sendiri. Secara bertahap tenaga-tenaga itu harus diganti oleh tenaga-tenaga Indonesia sendiri yang telah mendapat pendidikan dan latihan.
Barang dan Jasa Dalam Negeri
Dalam pembangunan kilang ini telah makin banyak digunakan barang dan jasa dari dalam negeri. Hal ini menambah keyakinan untuk membangun dengan kekuatan sendiri. Yang sangat menggembirakan juga adalah, bahwa pembangunan kilang ini telah memperhitungkan kelestarian lingkungan, sehingga limbah dan bahan buangannya tidak akan merusak lingkungan sekitarnya. Dengan demikian para nelayan dan petani di sekitar daerah ini tidak perlu khawatir akan berkurangnya tangkapan ikan atau tanaman mereka.
Masyarakat di sekitar daerah ini tidak perlu khawatir bahwa lingkungan hidupnya akan tercemar. Sangat dihargai bahwa kilang ini menggunakan sarana-sarana dan alat-alat pelindung lingkungan dan keselamatan kerja. Tentu saja diharapkan dengan adanya kilang ini kegiatan pembangunan masyarakat sekitarnya juga akan berkembang.
Sumber : BUSINESS NEWS (26/05/1995)
____________________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 642-645.