PRESIDEN SOEHARTO RAIMUNA V GERAKAN PRAMUKA
Jakarta, Antara
Generasi Muda hendaknya menyadari bahwa membangun bukanlah pekerjaan mudah, lebih-lebih membangun bangsa Indonesia yang besar dan mendiami ribuan pulau yang tersebar dalam kawasan yang sangat luas.
“Membangun, bahkan mungkin tidak kalah berat dibanding dengan perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dulu,” demikian Presiden Soeharto menegaskan dalam acara pembukaan Raimuna Nasional V Gerakan Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu pagi (19-12-1987).
Oleh karena itu, Ianjut Kepala Negara, dari sekarang segenap generasi muda harus menyiapkan diri agar kelak dapat mengemban tugas melanjutkan pembangunan nasional dengan sebaik-baiknya. Ia menjelaskan, pembangunan yang akan dilakukan generasi muda sekarang itu adalah pembangunan sebagai pengamalan PancasiIa, yang dewasa ini telah mulai dirintis oleh generasi sekarang.
“Ini berarti bahwa melalui pembangunan kita berusaha mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh segi kehidupan bangsa kita,” ujar Presiden.
Dianjurkannya agar generasi muda membiasakan diri mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. “Hendaknya kalian sadari bahwa mengamalkan Pancasila dalam pembagunan haruslah bermula dari pengamalan dan penghayatan Pancasila dalam perikehidupan kita masing-masing,” katanya.
Aktif dalam kegiatan Pramuka, disebut oleh Presiden, sebagai salah satu jalan mempersiapkan diri dalam melanjutkan pembangunan nasional. Dalam gerakan Pramuka selain mendapat didikan dan latihan agar berpengetahuan serta berketerampilan, juga generasi muda ditempa menjadi manusia Indonesia yang berkepribadian, percaya diri dan punya harga diri.
Dalam gerakan Pramuka juga dididik menjadi insan Pancasila yang mencintai Tuhan Yang Maha Esa, tanah air, bangsa dan negara, disamping dilatih hidup berdisiplin. Latihan hidup berdisiplin, diniai oleh Presiden penting karena tanpa disiplin tinggi maka pembangunan akan tersendat-sendat.
Lebih dari itu berdisiplin merupakan salah satu ciri kehidupan dalam masyarakat maju yang ingin dibangun. Presiden menilai tepat thema Raimuna tahun ini yang berbunyi: “Belajar, Bekerja dan Beribadah Giat”, sebagai modal pokok para Penegak dan Pandega menjadi manusia mandiri.
Raimuna Nasional V 1987, yang kegiatannya dilaksanakan mulai 14 Desember lalu dan dijadwalkan berakhir 21 Desember, diikuti 3.680 Pramuka Penegak dan Pandega dari semua propinsi serta sejumlah Pramuka dari negara-negara tetangga ASEAN.
Upacara pembukaannya secara resmi oleh Presiden Soeharto di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur tersebut berlangsung semarak meskipun di tengahtengah cuaca mendung dan sesekali diguyur hujan rintik-rintik.
Tarian Raimuna dari Irian Jaya mengawali penampilan dua atraksi utama yang disuguhkan di tengah lapangan untuk mengisi acara seusai Presiden menyampaikan amanatnya.
Perkataan Raimuna diambil dari bahasa Irian Jaya, yang artinya kurang lebih suatu kelompok etnis yang bersatu dalam satu jiwa, semangat dan aspirasi untuk mencapai tujuan atau cita-cita sama.
Kwarnas Pramuka pertama kali menggunakan perkataan itu untuk menamakan suatu pertemuan Pramuka di Karangkates tahun 1978.
Sumber: ANTARA (19/12/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 683-684