PRESIDEN SOEHARTO RESMIKAN GEDUNG GURU RI
Jakarta, Antara
Gedung Guru Indonesia yang sudah lama diidam-idamkan para guru kini sudah terwujud, dan hari Selasa diresrnikan oleh Presiden Soeharto dengan menandatangani sebuah prasasti yang merupakan hasil pahatan seorang guru pula.
Gedung megah baru berlantai lima yang dibangun sejak bulan Maret 1986 di atas area bekas gedung lama di Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat merupakan hasil gotong royong para guru ditambah bantuan Presiden yang seluruhnya mencapai Rp 2,3 milyar.
Agar ada kaitan dengan nama guru, batu prasasti itu diambil dari Gunung Batara Guru yaitu gunung yang jadi batas tiga kabupaten Sumedang, Garut dan Bandung.
Dalam sambutannya, Presiden Soeharto menekankan bahwa para guru sebenarnya merupakan ujung tombak dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka kelanjutan cita-cita bangsa dan negara.
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa lewat pendidikan, menurut Kepala Negara, berarti pula merupakan usaha meningkatkan ketahanan sosial budaya dan ketahanan kehidupan lainnya dalam menghadapi berbagai ancaman atau pengaruh luar.
“Panggilan pembangunan dewasa ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan dan pendidikan. Sekalipun kita sudah memiliki segala galanya, namun masih ada yang belum kita kuasai terutama di bidang ilmu dan teknologi,” kata Presiden.
Inilah yang menjadi tantangan para guru, agar anak didiknya benar-benar menguasai ilmu dan teknologi untuk dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia bagi kesejahteraan bersama, tambah Presiden.
Kepala Negara mengingatkan bahwa kekayaan alam Indonesia yang berlimpah ini baru sebagian kecil saja yang dapat dinikmati karena keterbatasan penguasaan teknologi.
Upacara peresmian Gedung Guru Indonesia ditandai juga dengan pengguntingan untaian melati oleh lbu Tien Soeharto, disaksikan Mensesneg Sudharmono, Mendikbud Fuad Hassan, Gubernur KDKI Jaya Soeprapto dan istri serta para pengurus PGRI.
Setelah enam kali pindah sejak gedung pertama di SG Putri Mangkunegara Surakarta, PGRI yang lahir 100 hari setelah proklamasi ini akhirnya memiliki gedung permanen yang akan digunakan untuk meningkatkan profesi guru.
“Gedung ini juga sekaligus merupakan kebanggaan nasional guru Indonesia serta sarana guru pejuang,” kata Ketua Umum PB PGRI, H.Basyuni Suriamihardja.
Tantangan dunia pendidikan semakin berat dengan semakin pesatnya perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi, ujarnya. Acap kali terkesan, pelajaran yang diberikan di sekolah seolah-olah ketinggalan dengan kemajuan yang terjadi diluar sekolah, tambahnya.
Selain untuk kantor PB PGRI yang kini beranggotakan 1,2 juta guru itu, gedung ini juga dilengkapi ruang konperensi dengan penerjemah dalam lima bahasa asing, perpustakaan, musholla, serta penginapan bagi para guru dari daerah.
Konperensi Himpunan Guru ASEAN akan memanfaatkan gedung ini bulan Desember mendatang.
Sumber: ANTARA (21/04/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 668-669