PRESIDEN SOEHARTO AKAN RESMIKAN LAPANGAN MINYAK DI LAUT NATUNA

PRESIDEN SOEHARTO AKAN RESMIKAN LAPANGAN MINYAK DI LAUT NATUNA

 

 

Presiden Soeharto akan meresmikan pengoperasian lapangan Kakap di perairan lepas pantai Laut Natuna, Agustus yang akan datang. Lapangan ini dikelola perusahaan AS Marathon dalam, kontrak bagi hasil dengan Pertamina.

Sumber Kompos mengungkapkan hari Selasa, peresmian akan dilakukan lewat komunikasi satelit pada tanggal 9 Agustus yang akan datang. Peristiwa ini merupakan yang ke dua dilakukan Presiden Soeharto untuk pemboran minyak di lepas pantai Laut Natuna, setelah peresmian lapangan Udang yang dioperasikan Conoco beberapa tahun lalu.

Marathon merupakan salah satu dari tujuh perusahaan kontraktor bagi hasil yang melakukan pemboran minyak di lepas pantai Laut Natuna. Kontraktor lain adalah Conoco, yang juga sudah menemukan minyak sejak beberapa tahun lalu. Kemudian Sumatera Gulf, Amoseas, Esso, Total dan Mobil.

Sejak 1975

Menurut sumber itu, Marathon mulai menangani lapangan Kakap setelah penandatanganan kontrak dengan Pertamina tahun 1977. Selama 9 tahun terakhir, perusahaan tersebut telah membor tidak kurang dari 24 sumur, di samping melakukan penelitian seismik pada daerah seluas 11.000 kilometer.

Daerah pemboran terletak sekitar 185 mil dari Pulau Natuna danlebih kurang 120 mil dari basis pemboran minyak COPOCO di Pulau Matak. Dari Jakarta daerah pemboran itu jawabnya sekitar 775 mil laut.

Semula daerah kontrak meliputi wilayah seluas 5.165 km persegi, tetapi setelah sebagian dikembalikan kepada Pertamina, daerah yang dipertahankan sekarang sekitar 2000 km persegi.

Pemboran dilakukan pada kedalaman laut sekitar 100 motor dengan anjungan seberat 1100 ton. Kedalaman sumur mencapai 6000 sampai 7000 kaki (lebih dari 2000 meter) di bawah permukaan laut.

Produksi

Produksi percobaan sebenamya telah mulai dilakukan sejak Maret 1986. Hasilnya minyak bumi ringan dengan berat jenis 46 derajat API, serta mengandung lilin.

Diperkirakan jika produksi telah mencapai puncaknya nanti, lapangan tersebut akan dapat menghasilkan sekitar 22.000 barrel/hari minyak mentah.

Produksi ditampung dalam kapal tanki khusus (FPSO) yang dapat menimbun sekitar 760.000 barrel. Di anjungan produksi dibangun pabrik pengolah yang dapat menghasilkan sekitar 25.000 barrel/hari, sedang untuk pengapalan fasilitas yang tersedia dapat melayani dengan kemampuan muat sekitar 19.000 barrel/jam.

Produksi di Laut Natuna ini merupakan yang ke dua bagi Marathon di Indonesia. Yang pertama di Selat Malaka. diusahakan dalam kerja sama patungan dengan perusahaan AS lain, Hudbay Oil.

Di Indonesia, selain menangani lapangan Kakap di perairan lepas pantai Natuna itu, Marathon juga menandatangani kontrak bagi hasil di beberapa daerah lainnya. Di antaranya Tomori Block, daerah baru di cekungan Sulawesi. (RA).

 

 

Jakarta, Kompas

Sumber : KOMPAS (23/05/1986)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 638-685.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.