PRESIDEN SOEHARTO RESTUI RESTORASI ISTANA BOGOR
[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto telah menyetujui rencana Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk merestorasi Istana Bogor yang juga dapat berfungsi sebagai Galeri Seni Nasional.
Presiden juga meminta agar alam restori tersebut tidak mengubah bangunan Istana sebagai monumen yang dilindungi, kata Mendikbud fuad hassan ketika membuka Munas I Masyarakat Museum Indonesia (Hasmi), di TMII jakarta, senin. Disamping itu Presiden juga meminta agar fungsi Istana juga harus tetap sebagai tempat singgah para tamu negara dalam perjalanan ke Bandung atau ke Bogor, serta sebagai ruang sidang pertmuan antar bangsa, katanya.
Menurut Fuad Hasan, rancangan restorasi Istana Bogor telah selesai dilaksanakan oleh tim dari indonesia dan belanda dengan memperhatikan beberapa permintaan Kepala Negara itu.
Restorasi Istana Bogor dilaksanakan secara keseluruhan baik mengenai lingkungan bangunan maupun halamanya dan memerlukan biaya sekitar Rp. 3 milyar, katanya. Sementara itu Dirjen Kebudayaan Depdikbud, Drs. GBPHh Poeger mengatakan waktu pelaksanaanya secara teknis maupun pendanaanya masih menunggu persetujuan dari Seketariat Negara.
‘’kalau bisa pelaksanaan restorasi Istana Bogor akan dilaksanakan dalam tahun ini secara bertahap, semakin cepat semakin baik, ” kata Mendikbud menambahkan restorasi tersebut juga berarti bahwa fungsi permuseuman akan meningkat lagi yakni sebagai tempat penyimpanan benda-benda yang bernilai tinggi untuk di selamatkan sebagai benda museum.
Mengelola Museum
Fuad Hassan mengatakan, pengelolaan museum memerlukan keahlian yang dapat menjamin terpeliharanya benda-benda yang disimpan disamping memerlukan juga dukungan pengetahuan danketerampilan untuk usaha konservasi museum
Untuk itu, katanya, kehadiran Masmi diharapkan dapat memberikan jasanya dalam pemeliharaan dan pemanfaatan museum sambil berusaha menumbuhkan minat masyarakat terhadap permuseuman.
Dengan demikian, museum dapat ditampilkan lebih menarik dan menjadi sasaran kunjungan warga masyarakat sendiri maupun wisatawan mancanegara, ujar Mendikbud.
Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara Sunartono Adi Sumarto melaporkan, Munas I Masmi berlangsung 2-4 Maret 1992 di Jakarta dan diikuti sekitar 200 peserta dari wakil permuseuman se-Indonesia.
Munas juga bertujuan untuk menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, memilih pengurus Masmi periode 1992-1996, serta ikut menindaklanjuti hasil. Kongres Kebudayaan 1991 dan mendukung program Dasawarsa Kebudayaan PBB di Indonesia. (T.PU-13/RUl/92-03-02-15:56)
Sumber: ANTARA (2/3/1992)
__________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 737-738.