PRESIDEN SOEHARTO: SELALU TERTINGGAL, NEGARA YANG RAPUH PERSATUANNYA

PRESIDEN SOEHARTO: SELALU TERTINGGAL, NEGARA YANG RAPUH PERSATUANNYA[1]

 

Yogyakarta, Kompas

Presiden Soeharto mengingatkan, negara kebangsaan yang persatuan dan kesatuan rakyatnya utuh, dapat menyesuaikan diri serta memanfaatkan peluang yang terbuka bagi kesejahteraan rakyatnya. Sebaliknya negara kebangsaan yang rapuh ikatan persatuan dan kesatuannya hampir selalu tertinggal dalam persaingan antar bangsa, karena harus mencurahkan perhatian, energi dan waktunya untuk memelihara persatuan dan kesatuannya.

Kepala Negara RI menyatakan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Gubemur DIY, Sri Paku Alam VIII pada Mubes II Paguyuban “Wehrkreise III”di Yogyakarta, Kamis (717) malam. Mubes bekas pasukan Pak Harto itu berakhir hari Sabtu (917) ini bertempat di Kaliurang, Yogyakarta.

Karena itu, lanjut Presiden, besar manfaatnya jika dalam menyongsong masa depan yang penuh perubahan, dan tantangan itu kita mempertebal tekad untuk memperkukuh modal utama bangsa, yakni negara kebangsaan itu sendiri. Apalagi bagi bangsa kita yang sangat majemuk, membangun dan memelihara persatuan dan kesatuan dalam negara kebangsaan merupakan tugas besar dan amat strategis.

“Walaupun persatuan dan kesatuan bangsa kita kian hari kian bertambah kukuh, namun kita tidak boleh mengabaikan kerawanan yang masih melekat dalam kemajemukan masyarakat. Setiap warga negara dan setiap golongan dalam masyarakat harus senantiasa sadar terhadap kerawanan-kerawanan ini,”katanya mengingatkan.

Keterpaduan langkah

Menurut Presiden, semangat kebangsaan itu sendiri tidaklah timbul dengan sendirinya. Para pendahulu kita yakin bahwa masa depan bangsa yang sejahtera hanya mungkin terwujud jika rakyat bersatu padu menjadi satu bangsa yang utuh dan kukuh. Negara kebangsaan memang hanya dapat berdiri dan bertahan hidup,kalau secara terus-menerus didukung oleh semangat kebangsaan yang kuat dari rakyatnya.

Diimbuhkan oleh Pak Harto, kelangsungan hidup bangsa kita di masa depan bergantung pada keberhasilan kita membangkitkan , menggerakkan, menata dan mengarahkan seluruh potensi nasional menjadi bagian integral dari dunia baru yang saling tergantung satu sama lain.Hal itu dapat terlaksana dengan keterpaduan langkah antara pemerintah pusat, daerah dan warga negara serta golongan dalam masyarakat. (tra)

Sumber: KOMPAS (0 9/07/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 84-85.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.