PRESIDEN SOEHARTO SETUJU BANK MALAYSIA BUKA CABANG DI INDONESIA

PRESIDEN SOEHARTO SETUJU BANK MALAYSIA BUKA CABANG DI INDONESIA[1]

 

Langkawi, Malaysia, Antara

Presiden Soeharto menyetujui keinginan Pemerintah Malaysia agar bank­ banknya dapat membuka perwakilannya di Indonesia, dan sebaliknya bank-bank Indonesia mendirikan cabangnya di Malaysia.

“Pak Harto setuju bank Malaysia membuka kantor di Jakarta sesuai dengan kebijaksanaan deregulasi,”kata Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim, setelah menemui Kepala Negara di Pulau Langkawi, Minggu pagi.

Setelah tiga hari mengadakan kunjungan kerja di pulau wisata kebanggaan Malaysia di perairan sebelah Barat Semenanjung Malaysia bagian Utara itu, Kepala Negara dan Ibu Tien Soeharto, Minggu siang kembali ke tanah air.

Anwar Ibrahim menjelaskan, di masa lampau bank Malaysia belum mendirikan cabang di Indonesia karena peraturan yang ada memang tidak memungkinkan. Ia mengharapkan pembukaan kantor-kantor perwakilan bank itu bisa dilakukan tahun ini juga. Seusai menemui Presiden, Menkeu Malaysia selanjutnya mengadakan perundingan dengan Menko Indag Hartarto, Menparpostel Joop Ave dan Menaker Abdul Latief.

Setelah pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Menko Indag Hartarto menjelaskan, dalam waktu dekat sektor perbankan kedua negara akan mendirikan usaha ventura.

Usaha ventura biasanya dibentuk untuk membantu sebuah perusahaan dengan menyediakan bantuan dana serta manajemen. Setelah batas waktu tertentu, bantuan modal serta tenaga manajemen ditarik kembali dari perusahaan yang dibantu itu.

Proton Saga

Menko Indag Hartarto juga menjelaskan, mobil Proton Saga buatan Malaysia dapat diekspor ke Indonesia dalam bentuk jadi. Namun, sambungnya, jika diekspor dalam bentuk jadi, maka harganya di Indonesia akan sangat mahal.

Berdasarkan deregulasi Juni 1993, mobil jadi boleh diekspor ke Indonesia dengan terkena bea masuk 200 persen, jika tipe mobil bersangkutan sudah diproduksi di Indonesia. Jika tipe mobil yang akan diekspor belurn diproduksi di Indonesia, mobil bersangkutan juga akan dikenakan bea masuk tambahan 100 persen, di samping bea masuk 200 persen.

Menko Indag mengatakan, jika sebagian komponen Proton Saga itu berasal dari Indonesia (artinya mobil itu dirakit di Indonesia), harga mobil tersebut tidak akan terlalu mahal karena ada keringanan/insentif.

Di Malaysia, keinginan mengekspor Proton Saga ke Indonesia sudah lama terdengar. Perdana Menteri Mahathir seusai mengadakan pembicaraan empat mata dengan Presiden Soeharto di Langkawi, Sabtu, sempat mempromosikan empat produk terbaru mobil kebanggaan rakyat Malaysia itu.

Sektor Lain

Hartarto menjelaskan, kedua pihak juga sepakat meningkatkan hubungan di berbagai sektor ekonomi lainnya, misalnya, dengan mengekspor berbagai jenis sayur­ mayur Indonesia ke Malaysia.

Nilai impor sayur-mayur Malaysia setiap tahun mencapai 200 juta dolar AS. Sementara itu Menparpostel Joop Ave menjelaskan, kerjasama Singapura- Johor,

Malaysia – Batam, Riau harus ditingkatkan, terutama karena Johor agak tertinggal.

“Laju pertumbuhan kerjasama Singapura dan Indonesia lebih cepat, sedangkan Johor agak ketinggalan,” kata Joop Ave, yang didampingi Menko Indag Hartarto.

Joop Ave dan Menko Indag Hartarto direncanakan tetap tinggal dua hari lagi di Langkawi untuk mengikuti pertemuan tiga pihak tentang persiapan pembentukan Kerjasama Segitiga Indonesia- Thailand- Malaysia.

Rencana keijasama yang pada prinsipnya sudah disetujui ketiga negara tersebut berasal dari gagasan Malaysia, yang kemudian lebih dikenal sebagai Kerjasama Segitiga Utara. (U-EU02/KL03/EU04/)

Sumber:ANTARA(18/07/1993)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 499501.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.