PRESIDEN SOEHARTO TIDAK INGIN KECEWAKAN RAKYAT YANG SUDAH MENUNGGU

PRESIDEN SOEHARTO TIDAK INGIN KECEWAKAN RAKYAT YANG SUDAH MENUNGGU

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Sabtu tetap datang ke Kecamatan Muko-Muko, Bengkulu Utara, karena tidak ingin mengecewakan ribuan rakyat yang sejak pagi telah berjam-jam menunggu kedatangan Kepala Negara, untuk meresmikan berbagai proyek pembangunan yang peresmiannya dipusatkan di kecamatan itu.

Menteri Sekretaris Negara Drs. Moerdiono menjawab pertanyaan ANTARA Ahad petang mengatakan, Presiden, Ibu Tien Soeharto dan rombongan, berangkat dengan pesawat Hercules Kepresidenan dari Halim Perdanakusuma Jakarta Sabtu pukul 07.30 pagi dan dijadwalkan tiba di bandara Padang Kemiling Bengkulu pukul 09.00 WIB.

Tapi sesampainya di Bengkulu ternyata awan sangat tebal dan petugas bandara melaporkan hujan turon deras sekali di bandara. Ketika pesawat mulai turun, landasan tak terlihat.

Pesawat terpaksa naik lagi sampai ketinggian 7.000 kaki dan berputar-berputar di atas Bengkulu sambil menunggu kondisi yang memungkinkan pesawat untuk mendarat. Disamping itu dicoba pula mendarat dari arab lain, tapi tetap tidak bisa karena landasan tetap tidak kelihatan.

Sudah setengah jam berputar-putar di atas Bengkulu, situasi tetap belum memungkinkan pesawat untuk mendarat, sementara belum dapat diketahui kapan keadaan ak:an berubah dan memungkinkan pesawat untuk mendarat.

Hal itu, kata Moerdiono, dilaporkan kepada Bapak Presiden, dengan tiga kemungkinan. Pertama, berputar-putar terus di atas Bengkulu sambil menunggu keadaan memungkinkan pesawat mendarat, kedua, mencari lapangan terbang terdekat yaitu Palembang dan ketiga, kembali ke Jakarta.

Presiden ternyata memutuskan untuk menuju lapangan terbang terdekat, yaitu Palembang, sebab Presiden ingin tetap datang ke Muko-Muko.

Menteri Sekretaris Negara mengatakan, setelah 50 menit terbang sampailah di bandara Talang Betutu, Palembang, secara mendadak di luar acara semula.

Presiden, lbu Tien Soeharto dan rombongan menunggu di VIP room sambil bersiap-siap untuk sewaktu-waktu berangkat ke Bengkulu kalau keadaan sudah memungkinkan.

“Baru sesudah dua jam menunggu, datang kabar bahwa bandara Padang Kemiling, Bengkulu, sudah cerah dan bisa menerima pendaratan pesawat Hercules Kepresidenan,” kata Moerdiono.

Mengingat keterlambatan yang sudah memakan waktu beberapa jam, kepada Presiden diajukan dua altematif, apakah akan tetap ke Muko-Muko atau pusat upacara dipindahkan saja ke kota Bengkulu, Dalam acara semula Kepala Negara memang akan ke gubernuran Bengkulu dan ke mesjid Akbar, yang kemudian diberi nama Mesjid Attaqwa.

Presiden memutuskan tetap ke Muko-Muko, karena tidak ingin mengecewakan ribuan rakyat yang sejak pagi telah menunggu kedatangan Kepala Negara, demikian Moerdiono. Presiden Soeharto datang ke Bengkulu untuk meresmikan empat proyek irigasi dan mesjid akbardi Kodya Bengkulu.

 

 

Sumber : ANTARA(02/07/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 922-923.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.