PRESIDEN SOEHARTO TINJAU RUMAH SUSUN UNTUK PENGRAJIN
Presiden Soeharto disertai Ibu Tien Soeharto Sabtu pagi meninjau rumah susun berlantai empat yang dibangun dengan dana bantuan Presiden untuk para pengrajin industri kecil di Rawa Bilal, Tebet Barat, Jakarta Selatan.
Rumah susun yang barn pertama kali dibangun untuk pengrajin industri kecil itu terdiri atas empat blok atau selumhnya 64 unit. Ke empat blok bangunan rumah susun itu diserahkan Sesdalopbang Solichin GP. hari Jumat kepada Pemerintah DKI melalui Gubernur Tjokropranolo.
Presiden dan Ibu Tien Soeharto sesampainya di kompleks rumah susun Rawa Bilal Tebet Barat tersebut dengan diantar Gubernur Tjokropranolo dan Nyonya langsung menuju ruangan pengrajin industri konveksi di lantai bawah salah satu blok rumah susun tersebut.
Kepala Negara juga meninjau dan melihat-lihat produksi kerajinan industri kulit yang terletak bersebelahan dengan konveksi yang ditinjau Presiden sebelumnya.
Ke empat blok rumah susun tersebut dibangun dengan biaya seluruhnya Rp 360 juta. Rumah susun itu dibangun dengan bahan bermis sejak 15 Juni 1981.
Setiap unit dari 64 unit rumah susun tersebut dilengkapi listrik 900 watt dan air bersih dari PAM. Menurut Gubernur Tjokropranolo, tanah dan prasarana disediakan Pemerintah DKI.
Selesai meninjau ruang konveksi dan kerajinan kulit, Presiden dan Ibu Tien Soeharto melihat pula denah bangunan rumah susun tersebut. Gubernur Tjokropranolo menjelaskan segala sesuatu mengenai bangun rumah susun tersebut.
Akhir Tahun 200 Unit
Kepada para wartawan, Gubernur DKI Tjokropranolo menjelaskan bahwa pengrajin industri kecil yang menempati rumah susun ini adalah para pengrajin yang sejak lama dibina Pemerintah DKI.
Rumah susun untuk para pengrajin industri kecil juga akan dibangun di lokasilokasi lainnya di wilayah DKI. Setelah rumah susun Rawa Bilal ini akan dibangun rumah susun yang sama di Pulau Gadung.
Gubernur mengatakan, bahwa sampai akhir tahun ini Pemerintah DKI diharapkan sudah dapat menyediakan 200 unit rumah susun untuk para pengrajin industri kecil ini.
Para pengrajin industri kecil tersebut dalam melakukan dan mengembangkan usahanya dibina melalui koperasi, yang dapat membantu menyediakan bahan baku dan memasukkan produknya.
Para pengrajin industri kecil yang menempati rumah susun ini terdiri atas para pengrajin kulit, konveksi dan industri rumah lainnya seperti pembuatan ember dan produk industri kecil lainnya.
Rumah susun yang dibangun dari bahan bermis ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian dalam upaya memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi para pengusaha lemah di wilayah perkotaan.
Menurut keterangan seorang penghuni, sekarang diaharus membayar Rp.70.000 per bulan untuk sewa dan pengelolaan ruangan di rumah susun yang dia tempati untuk berusaha itu.
Tinjau Gedung Radioterapi RSCM
Presiden bersama Ibu Soeharto selesai meninjau kompleks perumahan Rawa Bilal Tebet Barat, segera mengunjungi gedung Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, yang telah mendapatkan bantuan Presiden.
Direktur RSCM Prof.Dr. Rukmono mengemukakan bahwa untuk pembangunan gedung radioterapi telah mendapatkan bantuan dari Presiden sebesar Rp2.028.909.571.- yang terbagi dalam dua bagian yaitu peralatan sebesar Rp 1.403.900.571.- dan untuk pembangunan gedung radioterapi sebesar Rp 625 juta.
Penyelesaian pembangunan gedung tersebut memakan waktu selama dua tahun lima bulan, dan sekarang gedung tersebut telah memiliki peralatan istimewa, yaitu semua alat dapat menghasilkan sinar radiasi yang digunakan untuk menyinari tumor ganas.
Alat akselerator, alat pembangkit radiasi yang menggunakan tenaga listrik menghasilkan radiasi berkekuatan tinggi yang digunakan untuk menyinari tumor ganas. Sedang alat “ortovolt” menghasilkan radiasi berkekuatan relatif rendah, digunakan untuk menyinari kanker yang letaknya di permukaan kulit.
Dua buah alat lainnya yang juga melengkapi gedung radioterapi itu terdapat pula komputer untuk menghitung jumlah sinar yang diperlukan secara tepat, lekas dan serba elektronik.
Untuk pembangunannya, Departemen Kesehatan membangun peralatan berlantai tujuh dan selama delapan tahun terakhir, pembangunan RSCM menjadi lebih cepat lagi berkenan dengan adanya bantuan dari Presiden, kata Dr, Rukmono.
Diberi Prioritas
Menteri Kesehatan Dr. Suwardjono Suryaningrat menyatakan bahwa sudah wakwnya diberikan prioritas pengobatan bagi masyarakat, khususnya untuk penyakit kanker.
Di beberapa rumah sakit sudah mendapatkan alat2 modem sedang pusat kanker makin dirasakan oleh suatu negara yang sudah maju. Diharapkan sebelum Agustus tahun ini, Surabaya dan kota di Indonesia bagian Timur sudah mendapatkan peralatan ini.
Presiden dan Ibu Soeharto disertai Mensesneg Sudharmono, menteri kesehatan Dr. Suwardjono dan direktur RSCM Dr. Rukmono kemudian melakukan peninjauan ke gedung yang telah dilengkapi dengan alat2 modem untuk pengobatan penyakit kanker tersebut.
Kepala Negara juga melihat ke ruang di mana seorang pasien laki2 tua sedang mendapatkan pengobatan melalui sinar radiasi tersebut, untuk memeriksa kanker di mukanya.
Kepala Negara juga melihat-lihat sebuah ruangan tempat “mold” alat pencetak muka dari bahan2 gips, yang akan dipergunakan untuk memeriksa kanker di muka secara tepat.
Pasien sebelum diperiksa letak penyakitnya, maka dibuatlah cetakan untuk wajah pasien tersebut dan pemeriksaan dapat dilakukan secara tepat.
Setelah diketahui letak penyakitnya, maka dibuatlah cetakan untuk wajah pasien tersebut dan pemeriksaan dapat dilakukan secara tepat.
Presiden dan Ibu Tien kemudian meninjau ruang komputer sebagai ruang planning. Keseluruhan gedung radioterapi tersebut memakai AC dan pasien yang dirawat kebanyakan yang sudah agak gawat. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (01/05/1982)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1149-1152.