PRESIDEN SOEHARTO: TUGAS PENTING GENERASI ’45 MEMELIHARA WAWASAN BERSUMBER PADA PANCASILA
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Presiden Soeharto mengatakan, memelihara wawasan yang bersumber pada Pancasila merupakan satu tugas penting dan Generasi 45, dan yang juga tidak kalah penting adalah meneruskan jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan dalam pembangunan.
Ketika menerima 69 orang peserta Sidang Paripurna Nasional I Angkatan ’45 masa bakti 1988-1992 di Bina Graha, Selasa, Presiden mengemukakan pembangunan kita akan menghadapi berbagai tantangan besar dan berat. Di tahun 45 tantangan berat berada di hadapan Generasi 45, di mana waktu itu bangsa kita tidak memiliki apa-apa kecuali tekad baja dan semangat menyala-nyala untuk bangkit sebagai bangsa merdeka.
Angkatan 45 telah berhasil mengantarkan bangsa Indonesia dengan selamat melewati pintu gerbang kemerdekaan. Kini Angkatan ’45 memiliki kesempatan sejarah untuk mengantarkan bangsa ini memasuki gerbang baru, yaitu proses lepas landas dalam pembangunan.
Kekurangan
Presiden Soeharto mengatakan dalam zaman pembangunan sekarang pun masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang melekat dalam tubuh bangsa kita. Namun dengan tekad baja dan semangat perjuangan yang menyala-nyala, dengan mengembangkan pikiran dan mengarahkan kekuatan, kita pasti akan dapat mencapai hasil-hasil besar dalam perjuangan pembangunan sebagai kelanjutan perjuangan kemerdekaan dahulu.
Lebih lanjut Presiden mengemukakan cara kita menjawab tantangan pembangunan memang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus berubah dengan sangat dinamis.
“Akan tetapi jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan harus tetap menjadi pembimbing kita semua dalam melaksanakan pembangunan itu,” kata Kepala Negara menambahkan.
Membangun, kata Presiden berarti mengerahkan dan mengarahkan segenap kemampuan bangsa kita untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih maju dan lebih bermartabat. Dalam kehidupan masyarakat dunia yang makin saling berkaitan satu sama lain, ukuran kemajuan tidak hanya diukur dengan keadaan kita sebelumnya. Tapi juga harus diukur dengan berbagai kemajuan bangsa-bangsa lain.
Hal tersebut menjadikan tantangan yang kita hadapi menjadi lebih berat. Antara lain, selain sebagai bangsa kita terlambat merdeka, juga jumlah penduduk yang besar serta kemajemukan bangsa kita.
Mengenai kemajemukan bangsa kita, tidak ada cara lain selain harus terus menerus memperkuat persatuan dan kesatuannya dalam integrasi nasional yang kukuh kuat. Jawaban strategis terhadap tantangan ini adalah penegasan kita mengenai Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Dengan Pancasila sebagai satu-satunya asas semua kekuatan dan aspirasi yang bangkit dari kemajemukan bangsa itu dapat kita salurkan secara kreatif, sehingga dapat memberi sumbangan yang sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila,”ujar Presiden.
Masyarakat Modern
Ditegaskan oleh Kepala Negara bahwa kita memang sedang berjalan membangun masyarakat Indonesia yang modem, namun tetap berkepribadian sendiri. Itulah yang kita maksud dengan membangun masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam membangun masyarakat modem itu kita memerlukan bermacam keahlian, penguasaan iptek, yang semuanya merupakan wahana untuk membangun masyarakat Indonesia yang modern dan berkepribadian sendiri. Karena itu pula, keahlian dan penguasaan Iptek jangan sampai membuat kita kehilangan wawasan yang bersumber pada pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
“Memelihara wawasan yang bersumber pada Pancasila inilah yang merupakan salah satu tugas penting dari Generasi ’45, yang juga tak kalah penting adalah meneruskan jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan dalam pembangunan ,” kata Presiden lagi.
Karena itulah Angkatan ’45 mempunyai tempat yang sangat khusus dalam sejarah bangsa kita. Kemerdekaan kita lahir, tegak dan bertahan karena jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan. Dalam zaman pembangunan sekarang jiwa, semangat dan nilaiĀnilai perjuangan yang berhasil melahirkan Indonesia Merdeka itu harus kita pelihara dan kita hidup-hidupkan.
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (07/09/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 421-423.