PRESIDEN SRI LANKA PADA JAMUAN MAKAN SEMALAM SEMANGAT KOLOMBO & BANDUNG SERASA DITEMUKAN KEMBALI
Presiden Soeharto mengatakan Sri Lanka dengan filsafat Budha sedang menuju kepada masyarakat "dhamista" dan Indonesia dengan falsafah Pancasila menuju terbentuknya masyarakat yang adil makmur.
Presiden mengatakan hal itu dalam jamuan malam kenegaraan di istana kePresidenan Janadipathi di Kolombo tadi malam sebagai bagian dari acara kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto di Kolombo sejak Sabtu pagi.
Presiden mengatakan banyak terdapat persamaan2 antara kedua negara baik prinsip2 maupun tujuan2 yang ingin dicapai.
Presiden Sri Lanka Jayawardene dalam sambutannya pada jamuan makan malam yang dimeriahkan pula dengan kesenian Sri Lanka, mengatakan bahwa negara2 seperti Indonesia dan Sri Lanka sering menjadi korban dan pergolakan ekonomi dunia.
Sri Langka, kata Presiden Jayawardene akan terus bekerja sama dengan Indonesia dalam forum international untuk mempetjuangkan terciptanya orde ekonomi international baru.
Ia mengatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi negara2 berkembang meningkatkan kerjasamanya sejauh mungkin, tidak hanya memusatkan pada hubungan Utara – Selatan, tetapi juga bagi dialog yang lebih besar di dalam negara berkembang.
Ia gembira bahwa Sri Lanka telah membuat kemajuan yang penting dalam hubungan ekonominya dengan Indonesia.
Presiden Jayawerdene mengatakan pemimpin2 Asia bersama-sama mencari pemecahan terhadap masalah2 yang dihadapi oleh benua ini.
Ia mengatakan, "tidakkah waktunya sekarang ini untuk membangkitkan kembali Semangat Kolomho dan Bandung?"
"Marilah kita temukan kembali semangat itu agar rakyat kita dapat mencapai cita2nya untuk hidup yang lebih bermutu, penuh kedamaian, keadilan dan keadaan ekonomi yang baik."
Presiden Sri Langka itu menambahkan bahwa dengan kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Kolombo, semangat tersebut terasa ditemukan kembali.
Presiden Soeharto yang tiba Sabtu pagi di pelabuhan udara Katun ayaka disambut dengan upacara kenegaraan. Sebuah suratkabar setempat melukiskan kedatangan Kepala Negara RI sebagai penyambutan yang penuh dengan berbagai warna kain kebaya dan pakaian sari.
Sementara itu suatu komunike bersama antara pemerintah Indonesia dan Sri Lanka akan dikeluarkan sebelum Presiden Soeharto mengakhiri kunjungan kenegaraannya di Kolombo hari Senin ini.
Presiden Soeharto dan Presiden Jayawerdene, Sabtu sore telah mengadakan pertemuan empat mata selama lk satu jam yang membicarakan terutama hubungan ketjasama kedua negara.
Dalam pertemuan kedua pemimpin itu juga telah disinggung berbagai masalah internasional seperti pandangan Indonesia mengenai penyelesaian Indocina.
Menteri Sekretaris Negara Soedharmono SH mengatakan bahwa pembicaraan kedua Kepala Negara itu terutama menyangkut peningkatan hubungan perdagangan kedua negara.
Peningkatan hubungan perdagangan itu antara lain mengenai ekspor semen dari Indonesia danjuga ekspor kertas pembungkus semen, kayu (timber) dan besi baja. Pelaksanaan peningkatan ekspor itu akan diatur lebih lanjut oleh masing2 Dutabesar.
Suatu kerjasama tehnik antara Indonesia – Sri Lanka ditandatangani Minggu sore oleh Menteri luar negeri Mochtar Kusumaatmaja dan Menteri Keuangan dan Pembangunan Sri Lanka Ronnie De Mel.
Penandatanganan itu dilakukan Menteri Mochtar, karena Menteri Ekuin Wijoyo Nitisastro masih berada di Indonesia karena sakit. (DTS)
…
Kolombo, Berita Buana
Sumber: BERITA BUANA (19/11/1979)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 234-236.