PRESIDEN: TAK BOLEH MUDAH LUPA DIRI KARENA KEBERHASILAN

PRESIDEN: TAK BOLEH MUDAH LUPA DIRI KARENA KEBERHASILAN[1]

Jakarta, Suara Pembaharuan

Presiden Soeharto mengatakan, kita tidak boleh mudah lupa diri karena keberhasilan yang dicapai. Sebaliknya, kita juga jangan malah berkecil hati jika menghadapi kesulitan. Hal itu perlu disadari. Pembangunan bangsa kita jelas akan menghadapi berbagai tantangan di masa datang. Kepala Negara mengatakan hal itu dalam sambutannya ketika mengadakan pertemuan silaturakhmi dengan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Istana Negara Jakarta Selasa pagi.

Menurut Presiden, kita telah mencapai banyak kemajuan hampir di seluruh bidang kehidupan, sehingga merasa siap memasuki tahap tinggallandas. Tetapi tidak mengingkari masih terdapat berbagai kekurangan. Namun, yang penting adalah bagaimana kita dapat mengambil pelajaran dari masa lalu itu. Baik dari keberhasilan dan kesulitan. Dengan demikian, kita dapat memelihara dan meningkatkan keberhasilan serta mengurangi kekeliruan yang pemah kita perbuat. Keberhasilan selama ini telah meningkatkan pendapatan masyarakat yang juga membawa pengaruh terhadap pelaksanaan ibadah haji. Dari tahun ke tahun jurmlah jamaah haji terus bertambah. Pergeseran juga terjadi pada jenis pekerjaan para jamaah. “Jika di masa lalu sebagian besar jamaah adalah petani, maka sekarang jamaah dari kalangan masyarakat lainnya terus bertambah pesat”.

Jumlah jamaah haji kita juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1994 ini, kata Presiden Soeharto, jumlah jamaah haji yang telah mendaftarkan diri telah melampaui 150.000 orang. Semua itu manyadarkan kita bahwa masalah haji bertambah kompleks dan memerlukan perhatian yang besar.

Sangat Penting

Dalam hal itu, katanya, peranan IPHI sangat penting dalam membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan baik sebelum, selama di Tanah Suci maupun sekembalinya di tanah air. Presiden juga mengatakan menyambut gembira gagasan mendirikan Tabungan Haji Indonesia. Menunaikan ibadah haji dengan menabung sesungguhnya makin mendekatkan kita kepada syarat-syarat haji yang salah satu di antaranya adalah kemampuan. Presiden menekankan, kemajuan yang dicapai dalam penyelenggaraan dan pelayanan haji serta kegiatan-kegiatan positif setelah penunaian ibadah haji bukanlah tujuan akhir.

“Perannya hanyalah sebagai sasaran antara. Sasaran utamanya adalah agar kemabrnran haji itu dapat ikut meningkatkan kualitas manusia dan bangsa Indonesia. Itulah sebabnya, saya juga mengajak Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia hendaknya ikut aktif berperan dalam kegiatan pengentasan kerniskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia”.

Kepala Negara mengemukakan, jamaah haji sebagai warga pilihan dan panutan hendaknya dapat berperan dalam memerangi kerniskinan. Di samping itu kiranya IPHI juga dapat berperan aktif dalam membentengi generasi muda terhadap pengaruh­ pengaruh negatif yang datang dari luar. (B-7)

Sumber: SUARAPEMBARUAN ( 06/12/1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 615-616.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.