PRESIDEN: TANAH JANGAN HAMBAT PEMBANGUNAN BINTAN[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengatakan pengembangan Pulau Bintan sebagai kawasan industri dan pariwisata jangan terhambat oleh masalah pembebasan tanah milikrakyat setempat.
“Ajak rakyat bermusyawarah,” kata Kepala Negara di Bina Graha,Sabtu setelah mendengarkan pemaparan pembangunan Pulau Bintan dan Karimun oleh Menperind Tunky Ariwibowo serta Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Soni Harsono.
Kepala Negara yang didampingi juga Gubernur Riau Soeripto mengatakan rakyat perlu disadarkan bahwa yang perlu diutamakan adalah kepentingan nasional dan bukannya kepentingan pengusaha/investor. Jika ada tuntutan ganti rugi dari rakyat setempat, maka para pejabat bisa melakukan berbagai langkah termasuk menitipkan uang ganti rugi itu kepada pengadilan, kata Kepala Negara.
Proyek yang akan mencerminkan kerja sama erat Indonesia dan Singapura memerlukan lahan sekitar 23.000 ha dengan biaya sekitar dua miliar dolar AS. Tunky mengatakan proyek ini diperkirakan baru selesai 15 tahun. Pabrik yang bisa dibangun di Bintan antara lain tekstil dan pakaian jadi, mebel, mainan anak, pengemasan serta sepatu. Untuk menunjang kegiatan pariwisata maka akan dibangun hotel, bungalow, lapangan golf sehingga wisatawan dari Singapura bisa menikmati keindahan alam Riau.
Kerja sama kedua negara itu juga akan mencakup pengembangan Pulau Karimun sebagai ternpat perbaikan kapal serta pengolahan minyak mentah. (T!EU02/EU08/22/01/9413:30/RU3)
Sumber: ANTARA(22/01/1994)
___________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 198-199.