PRESIDEN TANYAKAN KESEHATAN DENG: PROSES SUKSESI AKAN BERJALAN NORMAL

PRESIDEN TANYAKAN KESEHATAN DENG: PROSES SUKSESI AKAN BERJALAN NORMAL[1]

 

Kopenhagen, Republika

Di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Sosial (KTT PS) di Bella Center Kopenhagen, Denmark, Presiden Soeharto menanyakan perkembangan kesehatan pemimpin Cina Deng Xiao Ping kepada Perdana Menteri Cina Li Peng, Sabtu siang. Li Peng menjelaskan, kondisi kesehatan Deng kini cukup baik. Diakui, ada banyak spekulasi tentang kesehatan Deng yang lama tak muncul di berbagai kegiatan kenegaraan. Tapi, kalau sampai kesehatannya memburuk dan ada suksesi, itu tak soal. “Masalah suksesi di Cina akan berjalan lancar karena mekanismenya sudah terbentuk,” kata Li Pen g. Menanggapi hal itu, Presiden mengatakan hal yang lebib kurang samajuga akan terlaksana di Indonesia. “Kami telah punya mekanisme kepemimpinan nasional, sehingga pergantian presiden di Indonesia telah melembaga,” kata Presiden seperti dikutip Mensesneg. Di bawah UUD 45 telah berlangsung beberapa kali suksesi “Bahwa kebetulan yang dipilih orang yang sama itu soal lain. Tapi mekanismenya sudah berjalan mantap”. Selain dengan Li Peng, Presiden Soeharto yang Ketua Gerakan Non Blok, Sabtu juga bertemu  dengan tujuh pemimpin lainnya. Mereka adalah Presiden Azerbaijan Heydar Alirza Ogly Aliyev, PM Madagaskar Fransisque Ravany, Presiden Sudan Letjen Omar Hassan Ahmed Albashir, Presiden Turky Suleyinen Damirel, PM Bangladesh Begum Khaleda Zia, PM Mauritania dan Sidi Mohammad Ould Bobacar dan terakhir Presiden Colombia Ernesto Samper Pizano. Mensesneg Moerdiono yang mendampingi Presiden menerima para kepala pemerintahan melukiskan pertemuan tersebut berjalan sangat intensif Kedua pibak merasa puas atas hubungan selama ini dan diwaktu mendatang diyakini akan dapat ditingkatkan. Dalam pertemuan  dengan Li Peng juga dibahas masalah Spratly yang dipersengketakan beberapa negara, termasuk Cina. Kedua pemimpin kata Moerdiono berpendapat sama bahwa perundingan melalui jalan damai merupakan jalan terbaik yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan persengketaan. Sementara itu, Ernesto yang diterima pada kesempatan terakhir menanyakan kepada Kepala Negara tentang seluk beluk GNB dan persiapan Indonesia ketika menjadi tuan rumah KTT X GNB di Jakarta, September 1992. Kolombia merupakan tuan rumah sekaligus Ketua KTT GNB setelah Indonesia, yang menurut rencana akan dilangsungkan di Cartagena, Oktober depan. Menurut Moerdiono, Presiden siap menyerahkan kursi ketua dan menjanjikan untuk membantu negara itu khususnya untuk menularkan pengalamannya sebagai Ketua GNB, baik dari sudut substansi maupun penyelenggaraannya. Indonesia juga berjanji ikut menyukseskan KTT GNB mendatang.

“Presiden Kolombia menyatakan akan mempertahankan arah baru GNB yang telah digariskan dalam KTT X di Jakarta danakan meneruskan rintisan yang dilakukan Indonesia,”tambahnya. Secara keseluruhan para pemimpin sepakat meningkatkan kerjasamanya dengan Indonesia, khususnya di bidang ekonomi, dengan cara saling mengunjungi untuk menjajaki potensi masing-masing.

Sudan misalnya, mengharapkan Indonesia menanamkan modalnya di negara mereka khususnya dalam tanaman kapas untuk diekspor ke Indonesia. Selama ini Indonesia yang memiliki sejumlah industri tekstil banyak mendatangkan kapas dari Sudan. Sedangkan barang Indonesia yang diekspor ke negara itu antara lain berupa pupuk, mesin dan peralatan.

Sumber: REPUBLIKA (13/03/19095)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 109-110.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.