PRESIDEN: TEKNOLOGI NUKLIR PUNYA PENGARUH POSITIF TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN

PRESIDEN: TEKNOLOGI NUKLIR PUNYA PENGARUH POSITIF TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN

Presiden Soeharto menegaskan, teknologi nuklir mempunyai pengaruh positif terhadap usaha peningkatan pembangunan, baik penerapannya di bidang pertanian, industri dan kesehatan maupun potensinya bagi penyediaan energi yang sangat penting bagi penyediaan tenaga kerja.

Kepala Negara menegaskan hal ini dalam sambutannya ketika meresmikan Reaktor Atom Kartini di Yogyakarta hari Kamis.

Presiden menyatakan bahwa dengan pengaruh yang demikian itu, teknologi nuklir secara langsung mempunyai kaitan dengan usaha pemerataan pembangunan dan pemerataan pendapatan.

Keberhasilan putera-puteri bangsa Indonesia merancang dan membangun reactor atom ini merupakan tonggak penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negeri ini mengingat teknologi nuklir termasuk salah satu teknologi maju yang sangat kompleks.

Oleh karena itu usaha meningkatkan kemampuan dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi semacam ini di masa mendatang perlu digiatkan sehingga Indonesia tidak ketinggalan lebih jauh dari negara-negara yang sudah maju.

Peningkatan dan kemampuan bangsa Indonesia dalam lapangan ini baru dilakukan dengan penuh keberanian, ketetapan hati dan kebijaksanaan.

Dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan mengadakan penelitian, bangsa Indonesia akan mendapatkan pengalaman yang tidak terdapat dalam buku dan kadang-kadang tidak dapat dibeli dari orang lain.

llmu pengetahuan dan penelitian akanmemupuk dan memperbesar kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri dan meningkatkan kemampuan putera-putera bangsa Indonesia.

"Oleh karena itu," kata Presiden, "ketetapan dan ketekunan untuk hal ini sangat diperlukan, karena ilmu pengetahuan tidak dapat dibeli dalam satu malam saja, apalagi teknologi maju dan kompleks seperti teknologi nuklir ini."

Tidak Satu Aspek Saja

Presiden mengemukakan pola bahan dalam mengejar kemajuan tidak bolehhanya dikejar satu aspek saja dan mengabaikan aspek-aspek lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan tercapai tanpa dukungan industri. Sebaliknya perkembangan industri tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih-lebih lagi kedua aspek ini mempunyai kaitan dengan bidang-bidang lainnya seperti pendidikan dan taraf hidup rakyat.

Dalam Repelita Ill dengan segala daya upaya akan diusahakan meletakkan dasar yang kuat untuk memungkinkan bangsa Indonesia melanjutkan tahap pembangunan selanjutnya.

Ini perlu untuk mencapai sasaran pembangunan jangka panjang yang bertujuan menciptakan masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila. Masyarakat semacam ini akan memiliki struktur ekonomi industri yang didukung oleh pertanian yang kuat.

Oleh karena itu pembangunan bidang ini bisa merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan memerlukan perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh.

Seperti ditegaskan dalam GBHN, pembangunan industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi yang terlalu berat sebelah pada produksi bahan mentah dan hasil-hasil pertanian ke arah struktur ekonomi yang lebih seimbang dan serasi.

Oleh karena itu pula dalam Repelita lll akan lebih diutamakan pembangunan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengahjadi dan bahan jadi.

Sedang dalam Repelita IV akan diusahakan peningkatan industri yang menghasilkan mesin-mesin industri itu sendiri, baik industri berat maupun industry ringan yang akan terus dikembangkan dalam tahap-tahap pembangunan.

Dalam hubungan inilah terlihat jelas betapa pentingnya peranan ilmu teknologi bagi keberhasilan pembangunan. ”Oleh karena itu pengembangan bidang ini tidak boleh diabaikan dan harus mendapatkan perhatian penuh," kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini bangsa Indonesia perlu lebih banyak lagi apa yang perlu dikembangkan dalam bidang industri sehingga langkah­langkah yang tepat dapat diambil untuk memberikan dukungan yang lebih mantap bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Dengan demikian," kata Presiden, "proses alih teknologi dapat dilakukan dengan baik dan dapat menjadi milik bangsa Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama."

Reaktor Atom Kartini ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan latihan. Oleh karena itu Presiden mengharapkan agar reaktor atom ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Universitas Gajah Mada, di samping perguruan tinggi serta lembaga-lembaga keilmuan lainnya. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (01/03/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 429-431.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.