PRESIDEN TENTANG DEMONSTRASI
Geneva, Kompas
Presiden Soeharto dalam pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Geneva hari Sabtu malam secara khusus minta kepada para mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri agar menuntut ilmu secara sungguh-sungguh karena tenaga mereka masih sangat dibutuhkan bagi pembangunan di Tanah Air.
Kepala Negara juga minta agar mereka tidak hanya bercita-cita menjadi pegawai negeri saja, tetapi berusaha untuk menjadi wiraswastawan sehingga bias menciptakan lapangan kerja.
Dikemukakan, mungkin telah didengar bahwa di RRC sedang ada pergerakan mahasiswa, maka di Indonesia pun ada gerakan mahasiswa akhir-akhir ini. Tapi berbeda dengan di RRC, gerakan mahasiswa di Indonesia sifatnya hanya ingin mengetahui. Setelah dijelaskan persoalannya, mereka mau memahaminya karena mereka memang mau kembali kepada Pancasila dan UUD 45.
“Tapi yang tidak mau kembali dan mendalarninya dengan sendirinya tetap tidak mau menerima , karena mempergunakan ideologi dan landasan yang lain. Tapi ini pun tidak perlu kita besar-besarkan, tetapi dengan tetap menjalankan pendidikan politik sampai mereka itu betul-betul sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini”.
Pada bagian lain dalam pertemuan yang dihadiri Dubes RI untuk Swiss dan sekitar 300-400 warga Indonesia itu, Kepala Negara juga menjelaskan secara panjang lebar mengenai tantangan-tantangan pembangunan akibat turunnya harga minyak dan beban utang luar negeri akibat apresiasi nilai tukar beberapa mata uang asing. Juga mengenai isu-isu suksesi belakangan ini serta pelaksanaan demokrasi Pancasila.
Menurut rencana hari Senin pagi ini Presiden dan Nyonya Tien Soeharto beserta rombongan yang antara lain terdiri dari Mensesneg Moerdiono, Menlu Ali Alatas, serta Ketua BKKBN, tiba kembali di Tanah Air setelah sepekan melakukan perjalanan ke luar negeri dalam rangka menerima Penghargaan Kependudukan (Population Award) 1989 dari PBB.
Hak Asasi
Sementara itu Menaker Cosmas Batubara yang kini juga sedang berada di Geneva menghadiri Konferensi tahunan Organisasi Tenaga Kerja lnternasional (ll.D) tanggal 9 Juni, menjelaskan, bahwa dalam konferensi tahun ini Dr Sumamur PK MSc, Dirjen Bina Hubungan Industrial dan Pengawasan Norma Kerja Depnaker telah terpilih sebagai Ketua Kornite Kerja Malam.
Kerja malam bagi tenaga kerja, terutama kaum wanita merupakan masalah yang hangat dibicarakan oleh wakil-wakil dari negara maju maupun negara berkembang. “Indonesia sangat menaruh perhatian dalam pembahasan kerja malam ini, karena dengan ada nya pembahasan tersebut diharapkan masalahnya akan terus berkembang dan pembahasannya akan dilakukan secara logis dan obyektif sesuai kemajuan dan perkembangan masyarakat,”kata Cosmas Batubara. (SA)
Sumber :KOMPAS (12/06/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 213 – 214.