PRESIDEN: TERGANGGUNYA KONSOLIDASI ORSOSPOL DAN ORMAS MERISAUKAN

PRESIDEN: TERGANGGUNYA KONSOLIDASI ORSOSPOL DAN ORMAS MERISAUKAN[1]

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto mengingatkan, terganggunya konsolidasi organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan bisa merisaukan masyarakat dan pemerintah serta langsung atau tidak langsung akan mengganggu lancamya pembangunan. “Kita risau jika konsolidasi mereka terganggu,”kata Presiden dalam pidato akhir tahun yang disiarkan TVRI dan RRI pada tutup tahun 1994 Sabtu tengah malam. Kepala Negara mengingatkan kepada segenap jajaran kekuatan sospol dan ormas, bahwa semua pihak berkepentingan terhadap kukuh dan berfungsinya semua wadah secara baik. Ini karena orsospol dan ormas merupakan wadah partisipasi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. “Keberhasilan pembangunan sebagian memang dipengaruhi oleh kualitas orsospol dan ormas,” ujar Presiden. Di bidang ekonomi selama tahun 1994 menurut Presiden, keadaannya cukup melegakan, karena  berkembang cukup baik. Laju pertumbuhan tahun 1994 diperkirakan melampaui 6,2 persen. Namun laju inflasi cukup tinggi, walau tetap masih di bawah 10 persen. Sektor industri menunjukkan perkembangan memadai. Namun sektor pertanian mengalami perlambatan terutama karena musim kemarau yang kering dan panjang. Ekspor non migas yang turun pada bulan-bulan awal tahun 1994, telah naik lagi dengan mengesankan pada bulan-bulan terakhir tahun 1994. Cadangan devisa terus bertambah besar dan dapat membiayai lebih dari 5 bulan kebutuhan impor.

“Secara umum saya dapat mengatakan bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat kita terus berkembang dan dapat memanfaatkan setiap peluang yang terbuka,”kata Presiden.

Di masa mendatang, kata Presiden, dunia dan khususnya Asia Pasifik akan memasuki perdagangan bebas. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, siap atau tidak siap Indonesia akan masuk dalam suasana perdagangan bebas. “Jika kita tidak bersedia ikut dalam arus besar perkembangan dunia itu, maka kita akan tertinggal dan makin j auh tertinggal di belakang,”kata Kepala Negara. Karena itu, kata Presiden, tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia terutama dunia usaha, untuk menyiapkan diri sejak sekarangjuga. Seluruh kekuatan ekonomi bangsa harus dihimpun, mulai dari yang sudah besar, yang menengah hingga yang kecil.

Internasional

Menyoroti situasi politik internasional, Kepala Negara mengatakan, sekalipun perkem bangan akhir-akhir ini menunjukkan mulai munculnya perdamaian yang menggantikan ancaman perang, Indonesia merasa prihatin terhadap masih munculnya penderitaan rakyat di berbagai wilayah. “Kita bersyukur, berkat bimbingan Pancasila dan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta kuatnya rasa persatuan dan kesatuan, kita terhindar dari malapetaka seperti itu,” kata Presiden. Indonesia, kata Presiden, akan terus ikut berusaha mendorong terciptanya dunia yang tertib dan aman berdasarkan kemerdekaan, kemanusiaan dan keadilan.

Lingkungan

Pada awal sambutannya Presiden mengevaluasi situasi alam selama 1994. Alam, kata Presiden, ternyata tidak ramah, karena selain kekeringan yang melanda sebagian wilayah tanah air, beberapa daerah lainnya temyata dilanda bencana alam yang menelan korban jiwa dan harta penduduk. Melalui pengalaman itu, Presiden mengajak seluruh masyarakat untuk melihat hikmahnya. “Manusia harus semakin sadar bahwa kehidupan mereka tetap sangat erat berkaitan dengan alam,” kata Presiden. Walaupun Indonesia adalah negara maritim yang dilingkari oleh laut, banyak memiliki danau dan sungai, namun dapat mengalami kekurangan air. “Kita harus sadar bahwa air pun temyata dapat menjadi langka,” kata Kepala Negara. Oleh karena itu Presiden mengajak masyarakat menjaga sumber daya alam yang memberi mata air, sehingga tetap dapat memberi kehidupan kepada anak cucu dan keturunannya di masa mendatang.

Sumber: SUARAKARYA(2 /0l / 1995)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 4-5.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.