PRESIDEN TERIMA BEKAS PENDERITA KUSTA

PRESIDEN TERIMA BEKAS PENDERITA KUSTA

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto hari Selasa di Bina Graha Jakarta, menerima delapan orang bekas penderita kusta, sekaligus berjabatan tangan dan memeriksa anggota tubuh bekas penderita yang pernah terkena penyakit.

Kunjungan delapan bekas penderita kusta yang diantar Menteri Kesehatan, dr. Adhyatma, MPH, Ketua Umum Himpunan Pekerja Sosial Indonesia (HIPSI), Ny. Siti Hardiyanti Rukmana dan Direktur RS. Kusta Sitanala Tangerang, dr. Ignatius Haryanto S, kepada Presiden, dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Penyandang Kusta Nasional (Porpentanas) I tahun 1988.

Dalam kesempatan itu Presiden Soeharto menanyai kedelapan bekas penderita kusta tersebut mengenai awal menderita sampai proses penyembuhan. Presiden bahkan tanpa canggung atau takut, memegang dan memeriksa pergelangan tangan Deddy Kurniawan (17 tahun) yang mulai menderita kusta pada pergelangan tangan sejak empat tahun silam.

“Sejak kapan mulai menderita, dan bagian mana yang terkena,” tanya Presiden. “Sejak umur 13 tahun, Pak, pergelangan dan jari tangan tidak bisa digerakkan,” kata Deddy.

“Kalau sekarang sudah bisa digerak-gerakkan,” sambung Deddy seraya menggerak-gerakkan jari tangannya, ketika ditanya Presiden mengenai keadaan jari tangannya.

Tidak hanya Deddy yang ditanyai, dan yang merasakan genggaman tangan serta sambutan hangat Presiden, sewaktu menerima mereka, tetapi kedelapan bekas penderita mengalaminya.

Menurut Ketua Umum HIPSI, Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, kunjungan itu untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa penderita kusta yang telah sembuh, tidak berbahaya lagi.

Menteri Kesehatan, dr. Adhyatma, MPH, mengatakan, kepada Presiden dilaporkan rencana penyelenggaraan Porpentanas I tahun 1988 yang akan berlangsung 15-25 Nopember di Tangerang, Jawa Barat.

Porpentanas tersebut akan melibatkan sekitar 1.500 peserta yang meliputi para bekas penderita kusta dari seluruh Indonesia.

Pekan olahraga yang baru pertama kali diselenggarakan bagi bekas penderita kusta itu, menurut Ketua Umum HIPSI, sekaligus ketua penyelenggara Porpentanas I, bertujuan agar masyarakat Indonesia tidak akan takut lagi terhadap penyakit kusta dan bekas penderitaanya.

Kegiatan tersebut juga bertujuan agar seluruh aparat pemerintah dan masyarakat umumnya, dapat menerima dan memberikan kesempatan hidup yang layak kepada penyandang kusta, sama seperti warga masyarakat lainnya.

Menteri Kesehatan, kepada wartawan mengatakan, menurut catatan yang dilaporkan, penderita kusta di Indonesia dewasa ini mencapai sekitar 150.000 penderita, dengan sekitar 30 persen diantaranya menular dan 70 persennya tidak menular. “Tetapi berdasarkan hasil survei sementara, diperkirakan sekitar satu sampai dua setengah perseribu penduduk Indonesia, menderita penyakit kusta, atau sekitar 500.000 penderita,” katanya.

Menteri lebih lanjut menjelaskan bahwa tanda-tanda penyakit kusta adalah bercak seperti panu, namun terasa kebal (tidak merasakan apa-apa jika disentuh).

 

 

Sumber : ANTARA (11/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 506-507.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.