PRESIDEN TERIMA PESERTA MUNAS-VII PEPABRI DI TRI-S-RANCH, TAPOS, BOGOR

HM Soeharto dalam berita

PRESIDEN TERIMA PESERTA MUNAS-VII PEPABRI DI TRI-S-RANCH, TAPOS, BOGOR [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto, hari Jum’at pagi, menerima kunjungan para peserta Musyawarah Nasional VII Pepabri di Tri-S-Ranch, usaha peternakan yang diusahakan oleh PT Rejo Sari Bumi di Kawasan Tapos-Ciawi, Bogor.

Pada kesempatan itu Presiden menjelaskan kepada rombongan yang dipimpin oleh Widyapranata, bahwa usaha pertanian yang diusahakan oleh PT Rejo Sari Bumi di peternakan Tri-S-Ranch (Sari-Silang-Stud) dipimpin oleh putra Pak Harto, Sigit Soeharto bertujuan untuk menambah sumber2 yang menghasilkan protein yaitu berupa daging yang diperoleh dari hewan2 potong sapi dan domba.

Usaha Tri-S-Ranch dibangun pada tahun 1974, dan mengusahakan tanah seluas 715 Ha dengan status hak guna usaha sesuai dengan undang2 Agraria, dalam hal ini ijin pakai dari Agraria diperoleh untuk selama 20 tahun.

Selanjutnya Pak Harto menjelaskan, bahwa ia adalah sebagai “konsultan gratis”, tidak dibayar, karena untuk membimbing putera2nya untuk dapat berdiri sendiri, dan bermanfaat bagi masyarakat dan rakyat banyak.

Pak Harto memberikan penjelasannya dengan cara2 yang sederhana dan jelas dalam suasana yang akrab dan sering diselingi dengan ketawa bersama.

Tujuan pokok Tri-S-Ranch ialah mengembangkan dan menghasilkan ternak (sapi dan domba) potong, yaitu dengan jalan memperhatikan mengenai kesehatan, makanan dan bibit sapi/domba sehingga dapat diperoleh keuntungan berat daging dalam waktu yang relative lebih pendek daripada beternak biasa.

Jenis2 rumput yang bagus untuk makanan sapi dan domba ditanam di areal yang luasnya kira2 80 Ha. Sapi dan domba tidak dilepas di lapangan, tetapi di kandang dengan disediakan rumput hasil pemotongan dari rumput yang ditanam tersebut. Jenis rumput tersebut antara lain gajah, greenpanic, brachiara brizantha, kikuyu grass, african stungrass, pangola dan Eulaena mexicana.

Mengenai pengawetan makanan ternak tersebut dibangun tempat pengawetan dan peningkatan mutu makanan ternak yaitu silo yang berkapasitas 300-400 ton.

Kegiatan Peternakan

Presiden menjelaskan pula kegiatan2 peternakan. Ia mengatakan, peternakan mengusahakan bibit murni dengan tujuan menghasilkan bibit unggul asal luar negeri yang telah beradaptasi dengan iklim Indonesia, pemuliaan ternak melalui penyilangan dengan tujuan menciptakan jenis bibit baru yang khas Indonesia, kegiatan menghasilkan pejantan yang baik dengan tujuan untuk disebarkan kepada usaha2 peternakan di seluruh Indonesia, percobaan2 pengusahaan  pengelolaan dengan tujuan agar pengalaman Tri-S-Ranch menjadi sumber informasi bagi pengusahaan dan pengelolaan yang menguntungkan yang dapat menyediakan lapangan kerja bagi rakyat sekitar proyek.

Di Tapos dilaksanakan peternakan sapi dan domba dari jenis2 sapi. Brahman dan Charolois, Santa Getrude, serta domba jenis Sulfolk dan Dommmer serta domba lokal (gibas).

Dari hasil peternakan telah dikirimkan ke berbagai daerah antara lain Sulawesi Utara 7 ekor pejantan Santa Getrudis dan 3 pejantan Brahman, ke Sulawesi Selatan 7 pejantan Santo Getrudis dan 3 pejantan Brahman, Kalimantan Selatan telah dikirim 7 ekor pejantan Santa Getrudis dan 3 pejantan Brahman, ke Jawa Timur 2 ekor pejantan Santa Getrudis dan ke Sumatera Barat 10 ekor pejantan Santa Getrudis ke Siborongborong (Sumatera Utara) 2 ekor pejantan Angus, domba telah disebarkan ke Jawa Tengah 34 ekor domba bibit unggul.

Mix Farming di Ciomas

Presiden juga telah menjelaskan tentang perlunya usaha pertanian dengan sistim campuran (mix farming) disamping pertanian digabung dengan temak serta perikanan, sehingga dapat selalu memperoleh manfaat satu sama lain.

Seperti diselang-seling tanaman cengkeh masih bisa ditanam tanaman lain yang dapat menambah penghasilan dan perikanan serta peternakan yang pupuknya dapat membantu untuk tanaman lain.

Demikian Presiden menjelaskan kepada para peserta Munas VII Pepabri mengenai usaha2 pertanian yang dilakukan oleh PT Rejo Sari Mini yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. (DTS)

Sumber: ANTARA (02/07/1977)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 341-343.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.