PRESIDEN UMUMKAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI ABRI.
. ABRI Terbagi Dalam ABRI dan POLRI
. APRI Melingkupi ADRI, ALRI dan AURI
. Komando Wilajah Pertahanan Dibentuk
. Panglima ABRI Dibantu Kepala Staf Umum, Kepala Staf
. Departemen dan Kepala Staf Kekarjaan [1]
Djakarta, Kompas
Presiden Soeharto telah mengumumkan perobahan struktur organisasi ABRI dimana Angkatan Bersendjata Republik Indonesia kini terdiri dari APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (polri). APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) sendiri melingkupi ADRI (Angkatan Darat RI), ALRI (AngkatanLaut RI) danAURI (Angkatan Udara RI).
Tiap2 Angkatan dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan, sedang Polri oleh Kepala Polri. Maka mulai 5 Oktober 1969 sebutan Panglima Angkatan Darat, Panglima Angkatan Laut dan Panglima Angkatan Udara diganti dengan panggilan Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut serta Kepala Staf Angkatan Udara.
Perubahan struktur dan reorganisasi ABRI itu diumumkan hari Minggu pada upatjara HUT ABRI ke 24 di Stadion Senajan jang dihadiri oleh para menteri, Ketua dan wakil ketua lembaga2 negara, pedjabat militer dan sipil.
Sehabis upatjara Kepala Negara sampai tjapai sebab malam sebelumnja (Sabtu malam) ia setjara berturut2 mendjadi inspektur upatjara sewaktu Taptu, hadir di Taman Makam Pahlawan, dan pagi harinja (Djum’ at 05.00) menghadiri upatjaraAdi Bangkit.
Untuk Memperlantjar Dwi Fungsi
Disamping perobahan diatas, maka dalam Departemen Pertahanan-Keamanan (Hankam) djuga terdjadi reorganisasi. Menteri Hankam/Panglima ABRI dalam memimpin departemen dibantu oleh wakil Panglima ABRI dan 3 Kepala Staf, Kepala Staf Umum, Kepala Staf Departemen dan Kepala Staf Kekaryaan.
Dan sebagai unsur2 Hankam Nasional jang bertugas melaksanakan operasi2 Hankam Nasional, maka disusunlah Komando2 Utama Operasionil jang bersifat gabungan.
Enam Komando Wilajah Pertahanan akan dibentuk jakni Kowilhan I – Sumatera. Kowilhan II – Djawa, Kowilhan III – Kalimantan, Kowilhan IV – Sulawesi, Kowilhan V – Nusatenggara dan Kowilhan VI – Maluku dan Irian Barat.
(Penjesuaian wilajah Indonesia dalam wilajah2 Komando pertahanan itu sudah harns selesai tgl 1 Maret 1970 dan mulai 1 April para panglima wilajah sudah harus mengendalikan setjara operasionil angkatan dalam wilajahnja).
Dalam sambutannja Kepala Negara menjatakan bahwa perobahan dalam ABRI itu diadakan guna memperlantjar dwi-fungsi ABRI untuk menserasikan dan mengefektifkan pelaksanaan tugas ABRI sebagai alat Hankam dan kekuatan sosialpolitik.
Presiden dalam sambutannja djuga menjatakan, bahwa koreksi/introspeksi bukan berarti kelemahan bagi ABRI tapi bahkan merupakan kekuatan. Koreksi kedalam tidak akan mentjemarkan nama baik ABRI melainkan membersihkan ABRI dati perbuatan anggota2nja jang tak bertanggung djawab.
Penjematan Tanda2 Djasa
Pada kesempatan berulang tahun ABRI itu Presiden menjematkan berbagai tanda-djasa.
Tanda djasa kehormatan berupa bintang sakti disematkan kepada KoL Inf Suroso Dan Operasi Kalong, Pembantu Letnan (L) Sukarno dan Abriptu Pol Surito.
Tanda2 djasa kehormatan berupa Bintang Dharma disematkan kepada Let. Kol Inf Sudjiman, Laksda (L) Dr. Abdullah Kom (U) Dr Kirono dan Irdjen Pol Drs Katik Suroso. Sedangkan Bintang Kartika Eka Paksi Kelas III disematkan kepada Sersan Major Sarmada, Bintang Djalasena kelas III kepada Kapt Rachmadi, Bintang Swa Buana Paksi Kelas III kepada Letnan Udara I Kismanto, Bintang Bhayangkara kelas III kepada AKP Bustaman.
Kepada anggota ABRI jang menundjukkan kesetiaannja kepada negara dan bangsa selama 24 tahun terus menerus oleh Presiden Soeharto dianugerahi Satya Lentjana Kesetiaan 24 tahun kepada Lettu Endang Taswaf, Pembantu Letnan (AKT) Sedio, Letnan Muda Udara Tjapa Jamin.
Sedangkan kepada anggota2 ABRI jang ikut aktif dalam operasi Militer terhadap pemberontakan di Irian Barat sedjak tanggal 5 Agustus 1965 oleh Presiden Soeharto telah dianugerahi Satya Lentjana Raksasa Dharma masing2 kepada Koptu Redonekir, Kopral KKO Mudiono Sersan (U) Burhan dan Abri Wisnu. (DTS)
Sumber: KOMPAS (06/10/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 397-398.