PROTOTIPE N-250 GATOT KOCO TERBANG PERDANA SEKITAR JULI-AGUSTUS[1]
Bandung, Antara
Prototipe PAl pesawat terbang N-250 akan menjalani penerbangan perdana sekitar Juli-Agustus 1995 dan pihak IPTN kini sedang memasang peralatan untuk keperluan uji terbang.
“Sejauh ini programnya sesuaijadual meski ada hambatan-hambatan kecil, kata Direktur Produksi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) Ir. Edie Susilo, kepada ANTARA di Bandung, Jurnat.
“Pelaksanaan rencana uji terbang , bisa dikatakan mulus,” kata Edie, “dan sekarang tenaga IPTN sedang memasang peralatan untuk uji terbang ke sistem kontrol kendali dan sistem hidrolik.”
Sebegitu jauh Edie Susilo belurn bisa mengatakan tanggal terbang perdana (first flight) PAl N-250 Gatokaca yang sudah roll out (digelindingkan ke luar hanggar) dalam suatu upacara bersejarah yang dipimpin Presiden Soeharto pada hari Pahlawan 10 November 1994.
“Jadualnya, sekitar Juli sampai Agustus 1995, soal tanggal pastinya akan diumumkan Pak Habibie, tunggu saja,” kata Edie Susilo.
Dirut PT. IPTN, Prof. DR.Ing BJ Habibie, kepada pers dari dalam dan luar negeri, menjelang upacara roll out PA 1N250 tahun silam mengatakan, delapan bulan setelah di kegelindingkan ke luar hanggar,prototipe tersebut diharapkan sudah akan menjalani penerbangan perdana. Menurut Habibie, sebelurn mendapatkan sertifikasi dari Dephub RI maupun FAA dari AS, PAl Gatotkaca akan menjalani uji terbang selama delapan hingga sepuluh bulan. PAl kemudian disiapkan sebagai “laboratorium teknologijly -by-wire” . Di samping PA 1,IPTN sekaligusjuga menyiapkan prototipe N-250 yang dinamai PA2, PA3 dan PA4. Menurut Habibie, PA2 dan PA3 akan menjadi pesawat demo komersial. Sedang PA4 untuk program pengembangan N-250 ke versi militer yang mampu mengangkut dua peleton militer. IPTN, katanya, menjadualkan setelah roll-out, prototipe N-250 bisa diterbangkan perdana, pada Juli 1995 atau lebih cepat dua bulan ketimbang maksimal waktu kebiasaan industri pesawat terbang setelah produk barunya di-roll out.
“Kalau delapan bulan dicapai, berarti prestasinya termasuk ‘cum laude’,”ujar Habibie. Roll out, terbang perdana maupun testfli ght (uji terbang), merupakan prosedur lazim dalam dunia industri penerbangan sebelurn mendapatkan pengakuan badan kelaikan dan keselamatan udara internasional semacam FAA maupun dari badan sejenis di dalam negeri. N-250, kata Habibie, merupakan karya putera-puteri Indonesia yang pada awalnya dirancang untuk mengangkut 50 penumpang, namun dengan konsep wide body, mesin ganda dan sayap yang bisa disesuaikan sampai 70 penumpang, maka produksi seri N-250 ditujukan untuk 64-70 penurnpang, sesuai kecenderungan pasar. Dengan demikian, katanya, PA 1 Gatot kaca dirancang bangun dengan kapasitas 50 penumpang.
Namun tiga prototipe lainnya yaitu PA2, PA3 dan PA4, semuanya untuk 64-70 penumpang. N-250, kata Habibie, merupakan pesawat komersial dengan kecepatan subsonik (kecepatan sampai 600 Km/jam) kelas 70 penumpang pertama yang menggunakan teknologi fly -by –wire untuk ketiga kendali utamanya. Habibie mengatakan, program N-250 akan bisa mencapai titik impas setelah terjual 259 buah. IPTN optimistik , angka tersebut bisa diraih, bahkan mampu terjual 700 buah, sebab untuk dalam negeri saja, potensi pasar untuk pesawat sejenis hingga tahun 2020 mencapai 230 buah, sementara di pasar internasional akan terdapat sedikitnya 4.500 pesawat tua yang harus diganti. N-250 merupakan pesawat baru produksi tahun 1990-an, karena itu, Habibie sangat yakin, potensi pasarnya akan lebih tinggi ketimbang pesawat komersial sekelasnya yaitu ATP dan ATR maupun Fokker-50. (U.BDG-004/B/EL-02/RB 1/31/03/95 16:00)
Sumber : ANTARA (25/10/ 1995)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 615-617.