Sulawesi Selatan, Pare-pare, 11 September 1998
Kepada
Yang sangat ananda hormati
Bapak Soeharto
di Kediaman
PUISI UNTUK BAPAK[1]
Prajurit Sejati
Tegarlah wahai prajurit
Tugasmu takkan pernah selesai
Dalam membela bangsa dan negara
Sebab seorang prajurit selalu
Berpegang teguh pada sumpah dan janjinya
Tegarlah wahai prajurit
Ketegaran seorang prajurit
Tidak hanya pada medan perang
Ketegaran seorang prajurit
Adalah selalu siap menghadapi situasi apapun
Tegarlah wahai prajurit
Jika kebenaran ada di pihakmu
Buktikanlah … Buktikan kepada dunia
Bahwa engkau adalah prajurit sejati
Yang memegang teguh sumpah dan
Janji keprajuritanmu
Di jalan kejujuran dan kebenaran
Dalam pemerintah Orde Baru
Tegarlah wahai prajurit
Tugasmu takkan pernah selesai
Dalam membela bangsa dan negara
Di mata masyarakat dunia (DTS)
Hormat dan sungkem ananda
Hasan
Kodya Pare-pare
Sulawesi Selatan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 407. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.