RAJA FAHD ADAKAN JAMUAN MAKAN MALAM BAGI PRESIDEN SOEHARTO
Jakarta, Antara
Raja Fahd bin Abdul Aziz mengadakan jamuan makan malam khusus bagi Presiden Soeharto di Istana Al Salam Jeddah, Selasa malam. Jamuan kehormatan ini bersifat khusus serta terbatas, dan Presiden didampingi Menteri Agama Munawir Sjadzali, Mensesneg Moerdiono, Pangab Jenderal Try Sutrisno dan Dubes Rl untuk Arab Saudi Soekasah Soemawidjaja, demikian menurut laporan Kepala Bidang Urusan Haji KJRl Jeddah, H.Maftuh Ikhsan, Rabu.
Dalam jamuan itu Raja Fahd didampingi Putera Mahkota Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz, para Emir dan Menteri Kerajaan Arab Saudi.
Jamuan satu setengah jam itu berlangsung sangat akrab, kata Maftuh Ikhsan. Raja, kata Kabid Haji itu, sangat memperhatikan Pak Harto dengan memberikan berbagai fasilitas sejak kedatangan hingga menjelang kembali ke tanah air dengan tujuan agar ibadah hajinya berjalan lancar.
Pak Harto, tambah Maftuh Ikhsan, benar-benar ingin menghayati amalan-amalan ibadah haji yang dikerjakan, sehingga jika ada waktu luang selalu diisi dengan shalat dan ceramah agama.
Bahkan dalam beberapa kesempatan Pak Harto yang menjadi imam, kata Kabid Urusan Haji KJRl Jeddah.
Menurut rencana Rabu malam, Presiden Soeharto dan rombongan akan kembali ke tanah air dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah dan tiba diHalirn Perdana Kusuma Jakarta, Kamis pukul 09.00 WIB.
Haji Muhammad Soeharto
Menag Munawir Sjadzali mengatakan, Presiden dan Ibu Tien Soeharto masing-masing telah mendapat nama “Muhammad” dan “Siti Fatimah” dari Raja Fahd, dengan demikian setelah menunaikan ibadah haji nama Presiden Soeharto adalah Haji Muhammad Soeharto dan Ibu Tien Soeharto menjadi Hajjah Siti Fatimah Hartinah Soeharto.
Pemberian nama itu bukan bagian dari ibadah haji, tetapi hanya sekedar tradisi yang masih tetap berlangsung hingga sekarang. Meskipun tidak seluruh jamaah haji melakukannya, namun masih banyak jamaah haji Indonesia yang minta nama baru atau nama tambahan setelah haji. Khusus mengenai pemberian nama kepada Presiden dan Ibu Soeharto, menurut Menteri Agama, mempunyai nilai tersendiri baik secara pribadi maupun sebagai kepala negara.
Nama baru itu bukan hanya mengandung penghargaan tetapi juga sebagai hakekat persaudaraan antara Presiden dan Ibu Soeharto yang sudah dianggap sebagai saudara oleh Raja Fahd, kata Munawir Sjadzali yang menjadi Amirul Haj tahun ini.
Ibadah haji yang telah dijalankan oleh Presiden dan Ibu Negara merupakan salah satu kebanggaan kaum muslimin Indonesia tahun ini, demikian Menteri Agama. (SA)
Sumber : ANTARA (26/06/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 51-52