REALISASI KERJASAMA BISNIS ANTAR ANGGOTA AFF TERSENDAT

REALISASI KERJASAMA BISNIS ANTAR ANGGOTA AFF TERSENDAT[1]

Jakarta, Antara

Realisasi rencana kerjasama bisnis antar negara anggota Federasi Perikanan ASEAN (AFF) masih tersendat karena terhambat perbedaan peraturan dalam negeri masing-masing.

“Rencana kerjasama sudah ada tetapi realisasinya belum karena masih hams menyesuaikan dengan peraturan masing-masing negara,” kata Dirjen Perikanan Deptan, Muchtar Abdullah di sela Sidang ke VI Dewan Federasi Perikanan ASEAN di Jakarta, Kamis.

Sidang Dewan AFF dibuka oleh Presiden Soeharto di Istana Negara, Kamis pagi dan akan dilangsungkan di Sekretariat ASEAN Jakarta selama dua hari. Sidang diikuti pengusaha perikanan dari enam negara ASEAN yaitu Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina dan Malaysia. Muchtar menjelaskan, salah satu contoh rencana kerjasama antara negara anggota AFF adalah rencana PT. Jayanti Grup dari Indonesia  membentuk usaha patungan dengan Thailand untuk mendirikan pabrik pengalengan ikan di Sulawesi Tenggara. Namun, rencana itu belurn bisa direalisasikan karena keinginan Thailand tidak sejalan dengan peraturan dalam negeri Indonesia. Menurut Muchtar, dalam kerjasama itu Thailand menginginkan kapal-kapal dari negara itu bisa masuk ke Indonesia untuk menangkap ikan di perairan Indonesia guna memasok bahan baku ke pabrik tersebut.

Tetapi, tambahnya, sampai saat ini pemerintah belum mengijinkan kapal asing melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia kecuali dengan sistem “carter.” “Karena  itu, realisasi kerjasama bisnis antar anggota AFF memang masih tersendat -sendat,” kata Muchtar Abdullah.

Bantuan Bencana Tsunami

Ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang nilai kerugian bidang perikanan akibat bencana tsunami yang menyerang sebagian daerah Jawa Timur, Muchtar mengatakan belurn menghitungnya dalam bentuk rupiah. Namun, ia menjelaskan bencana tsunami di lima lokasi, yaitu di Grajegan, Lampon, Pancer, Gajah Besi dan Bulu Agung, telah merusak 53 unit pengolahan ikan dan 245 unit kapal ikan. Menurut dia, Departemen Pertanian akan memberikan bantuan 30 unit kapal berbobot lima GT, masing-masing 10 kapal dari dana pengentasan kemiskinan APBN dan 20 kapal dari dana bantuan Organisasi Kerjasama Ekonomi Luar Negeri (OECF) Jepang. Jika dirupiahkan bantuan itu bernilai sekitar Rp 1 miliar.

Semen tara itu, dalam sambutan sidang Dewan AFF hari pertama, Menteri Pertanian Syarifudin Baharsjah mengemukakan bahwa kerjasama ASEAN, terutama di bidang perikanan, sangat penting untuk meningkatkan posisi tawar-menawar kawasan tersebut. Karena itu, peran sektor swasta di bidang agribisnis, khususnya perikanan, diharapkan akan semakin meningkat dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. AFF yang merupakan wadah pengusaha perikanan ASEAN didirikan tahun 1989 atas inisiatif lndonesia dan merupakan perwujudan nyata dari basil KTT ASEAN (Manila 1987) untuk meningkatkan peran sektor swasata di dalam kerjasama ASEAN, khususnya di bidang perikanan, kata Sjarifudin. (T/Ln09/EU07/16/06/94 14:08/ru2)

Sumber:ANTARA(l6/06/1994)

____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 278-279.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.