RI JAJAKI PENDIRIAN PABRIK TEH DAN TPT. DI TURKMENISTAN[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto memerintahkan para menteri di bidang ekonomi untuk menjajaki pendirian pabrik teh serta tekstil dan produk tekstil (TPT) di Turkmenistan dalam upaya memanfaatkan potensi yang ada di kedua negara.
Ketika menjelaskan hasil pertemuan Presiden Soeharto dan Presiden Turkmenistan Saparmurat Niyazov di Istana Merdeka, Kamis, Mensesneg Moerdiono mengatakan kepada pers bahwa kepala negara menginstruksikan kepada Gubernur BI Soedradjat Djiwandono untuk meneliti sistem pembayaran bagi perdagangan bilateral.
Moerdiono menyebutkan untuk mengatasi kesulitan dalam pembayaran maka bisa dipertimbangkan penggunaan sistem imbal beli. Turkmenistan mempunyai berbagai jenis komoditi yang bisa dibeli Indonesia, antara lain, kapas, yangjumlah dan mutunya sangat baik serta sulfur. Sementara itu Indonesia mempunya peluang untuk mengekspor TPT. Presiden Soeharto kepada tamunya menawarkan kerjasama teknik yang biayanya bisa didapat dari negara ketiga, khususnya negara maju. Moerdiono mengatakan para pejabat kedua negara telah menandatangani Nota Persepahaman (MOU) yang mengatur kerjasama ekonomi dan teknik. (TIEU02/13:40/Ln09/RB2)
Sumber:ANTARA (02/06/1994)
_________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 268-268.