RI-MALAYSIA PERCEPAT KERJASAMA EKONOMI

RI-MALAYSIA PERCEPAT KERJASAMA EKONOMI[1]

 

Kuala Lumpur, Antara

Indonesia dan Malaysia hari Sabtu sepakat untuk lebih mempercepat lagi pelaksanaan berbagai proyek kerjasama kedua negara di bidang ekonomi, dengan mengurangi birokrasi yang dapat mempersulit keterlibatan sektor swasta dalam kerjasama tersebut. Dalam hubungan itu, Menteri Keuagnan RI Mar’ie Muhamamd dan Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan di Kuala Lumpur bahwa mereka siap berdiri di garis paling depan untuk mengatasi berbagai masalah birokrasi yang dapat menghambat percepatan kerjasama tersebut di negara masing-masing.

Kedua menteri itu juga sependapat bahwa untuk mempercepat proses kerjasama tersebut, perlu dibentuk suatu badan khusus yang mereka sebut semacam “clearing house.”

“Proses kerjasama itu bisa dipercepat jika ada semacam clearing house,” kata Mar’ie dalam sambutannya ketika menyaksikan penandatanganan tiga perjanjian kerjasama yang melibatkan unsur perbankan dan kalangan swasta kedua negara.

“Kalau ada hal-hal yang kurang cepat dari pihak Indonesia, walaupun bukan dalam bidang keuangan, saya menyediakan diri untuk mempercepat. Sekurang­ kurangnya saya akan menghubungi rekan menteri lain yang terkait,” tegasnya disambut tepuk tangan para undangan yang sebagian besar terdiri atas para pengusaha Malaysia.

Menkeu Anwar Ibrahim, yang juga menjabat Deputi Perdana Menteri Malaysia, menyambut gembira kesediaan Mar ‘ie itu dengan menyatakan pula kesiapannya untuk melakukan hal serupa di Malaysia.

“Karena pak Mar ‘ie siap maka saya pun siap membantu supaya kemudahan sektor swasta dalam proses kerjasama itu tidak dipersulit oleh birokrasi,” katanya.

Kerjasama Modal Ventura

Penandatanganan tiga perjanjian kerjasama yang disaksikan Mar’ie Muhamamd dan Anwar Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN), sebuah bank pemerintah Ma­laysia (Bank Simpanan Nasional/BSN), sebuah perusahaan konglomerat terbesar Malaysia (Renong Nusantara) dan sejumlah pengusaha swasta dari kedua negara. Dirut BRI Djoko Santoso Moeliono dan Direktur Eksekutif Renong Raja Datuk Aman Ahmad menandatangani perjanjian pemilikan modal bernilai lebih kurang 100 juta dolar AS untuk membentuk sebuah perusahaan modal ventura di Indonesia. Lima puluh persen modal itu- yang akan diprioritaskan untuk memajukan industri menengah- dipegang oleh Renong, 43 persen oleh BRI dan tujuh persen sisanya oleh beberapa pengusaha swasta Indonesia.

Sementara itu, Dirut BTN Widigdo Sukarman dan Dirut BSN Malaysia Ahamd Zahid Hamidi menandatangani Memorandum Persepahaman (MOU) mengenai pelayanan kerjasama pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia. Perjanjian ketiga yang ditandatangani pada saat yang sama adalah Memorandum Persetujuan (MOA) antara perusahaan swasta Malaysia Kretam Holdings dan perusahaan swasta Indonesia PT.Ira Widya Utama Medan untuk membangun perkebunan kelapa sawit dan pabrik minyak sawit di Kecamatan Natal dan Batahan di Tapanuli Selatan.

Konkret dan Rasional

Ketiga perjanjian itu merupakan perjanjian kerjasama ekonomi kesekian kali yang ditandatangani beruntun oleh pemerintah dan kalangan swasta kedua negara sejak pertemuan Presiden Soeharto dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Langkawi, Malaysia, pertengahan Juli 1993.

Menkeu Mar’ie Muhamamd dan Menkeu Anwar Ibrahim, yang sempat mengadakan pembicaraan sebelum acara penandatanganan kerjasama itu, melukiskan peningkatan hubungan ekonomi RI-Malaysia belakangan inisebagai bentuk kerjasama konkret dan rasional diantara kedua negara bertetangga yang mempunyai banyak persamaan.

“Memang terlalu banyak persamaan Indonesia dan Malaysia, baik dalam segi budaya maupun potensi ekonomi, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,” kata Mar’ie mengutip pernyataan yang pernah dikemukakan Anwar Ibrahim.

Dijelaskannya pula bahwa pemerintah kedua negara sepakat untuk terus memelihara dan meningkatkan semangat kerjasama itu dengan lebih banyak melibatkan sektor swasta.

“Kalau kini terlihat keterlibatan bank-bank pemerintah maka itu hanya sekedar untuk membuka jalan,” demikian Menkeu RI yang berada di Kuala Lumpur sejak Jumat untuk kunjungan resmi dua hari di Malaysia. (FAC-KL03/SU05/6:38/EU08/   2/07/9417:34/re3)

Sumber: ANTARA(02/07/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 295-297.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.