RI TAWARKAN LNG NATUNA PADA KORSEL

RI TAWARKAN LNG NATUNA PADA KORSEL[1]

Jakarta, Antara

Indonesia menawarkan gas alam cair (LNG) yang akan dihasilkan ladangNatuna, Riau, kepada Republik Korea (Korsel) untuk mendukung kelancaran industri-industri di negara itu.

Ketika menjelaskan hasil pembicaraan Presiden Soeharto dan Presiden Korea Selatan KimYoung-sam di Istana Merdeka Minggu, Mensesneg Moerdiono kepada pers mengatakan bahwa tawaran itu disampaikan dalam rangka usaha meningkatkan hubungan bilateral. Korea Selatan adalah salah satu negara yang selama ini memang telah membeli LNG yang dihasilkan Indonesia dari ladang Arun Aceh dan Bontang Kalimantan Timur. Kedua ladang ini dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan tidak akan berproduksi lagi karena habisnya cadangan. Proyek gas alam cair di Natuna ini diharapkan akan dibangun oleh perusahaan Exxon dari AS selama delapan tahun dengan biaya sekitar 34 miliar dolar AS. Proyek Natuna ini diperkirakan akan dibangun mulai tahun 1995. Sementara itu, Presiden Kim Young Sam mengatakan para pengusaha Korsel berminat menanamkan modal mereka pada pembangunan proyek-proyek prasarana seperti pelabuhan.

Pemerintah Indonesia melalui PP 20/94 telah membuka peluang bagi para pengusaha asing untuk ikut membangun proyek prasarana seperti pelabuhan dan bandara.

“Presiden Korea Selatan memang menekankan arti penting peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral. Korea Selatan menaruh rasa simpati terhadap kemajuan pembangunan Indonesia,” kata Moerdiono mengutip ucapan Presiden Korsel kepada Presiden Soeharto.

Sementara itu, ketika menjelaskan pertemuan Kepala Negara dengan PM Jepang Tomiichi Murayama yang berlangsung setelah datangnya Presiden Korsel, Moerdiono mengemukakan pemerintah Tokyo betjanji akan terus memberikan bantuan kepada Indonesia.

“Jepang adalah pemberi bantuan terbesar melalui CGI (Consultative Group for Indonesia -red) dan merupakan negara yang paling besar investasinya disini,” kata Moerdiono.

Presiden Soeharto kemudian juga menerima Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong dan Menteri Perencanaan Ekonomi China Taipei Vincent Shiew terutama guna memuluskan jalan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) di Istana Bogor 15 November.  (T.EU02/DN08/13/ 11/9418:09/RU6/19:41)

Sumber:ANTARA(l3/ 11/1994)

_____________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 429-430.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.