SANYOTO: PERAN SWASTA MAKIN BESAR DALAM EKONOMI INDONESIA[1]
Nusa Dua, Bali, Antara
Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua BKPM, Sanyoto Sastrowardoyo mengatakan, peranan sektor swasta akan semakin besar dan terus ditingkatkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Sanyoto mengemukakan hal itu ketika membuka pertemuan internasional Bali Business Conference (BBC) yang diikuti 2.000 pengusaha muda anggota Junior Chamber International (JCI) dari 25 negara, di Nusa Dua, Bali, Rabu malam.
Tekad Indonesia memperbesar peran swasta dalam pembangunan ekonomiannya dibuktikan dengan keikutsertaan dan keaktipan negara ini dalam Kawasan Perdagangan Bebas Asean (Asean Free Trade Area-AFTA) serta Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan implementasi GXIT (Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan ).
“Keterlibatan Indonesia tersebut guna menciptakan iklim kondusif dalam upaya memperbesar peran an sektor swasta dalam pembangunan perekonomiannya ,”kata Sanyoto dalam acara yang dihadiri mantan Meneg KLH, Prof.Dr. Emil Salim, Ketua Umum Kadin Aburizal Bakrie dan Gubernur Bali, Ida Bagus Oka.
Namun Meninvest/Ketua BKPM mengingatkan bahwa upaya memperbesar peranan swasta itu mekanismenya tidak hanya cukup dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif tanpa ada kornitmen nyata.
“Upaya itu memerlukan komitmen nyata dari para pelaku ekonomi itu sendiri untuk melakukan suatu aksi merebut setiap peluang bisnis yang ada,” ujar Sanyoto.
Oleh sebab itu, forum seperti Junior Chamber International (JCI) yang melaksanakan “Bali Business Conference” penting untuk saling tukar informasi bisnis disamping melakukan kontak dagang antar pengusaha muda dari mancanegara. Dikatakannya, forum semacam ini cukup efektif menjadi wahana pertumbuhan pembangunan yang berkelanjutan.
Sanyoto di hadapan pengusaha muda mancanegara itu mengatakan Pemerintah Indonesia menaruh perhatian besar terhadap penyelenggaraan BBC yang dinilai menjadi forum penting bagi kalangan pengusaha muda di negara ini.
“Presiden Soeharto kepada saya memberikan penekanan mengenai pentingnya konferensi di Bali ini,”kata Sanyoto.
Meninvest/Ketua BKPM pada kesempatan ini mengingatkan berbagai perubahan mendasar yang terjadi di dunia dewasa ini termasuk perubahan ekonomi.
“Ekonomi dunia, suka atau tidak suka, telah mengarah kepada sistem globalisasi,” ujarnya.
Untuk itu, para pengusaha muda perlu memaharni perubahan dalam era globalisasi baik perkembangan yang bersifat regional, seperti AFFA maupun inter-regional semacam APEC dan dalam kerangka multilateral GAIT.
Pembangunan Indonesia
Sanyoto pada kesempatan itu memaparkan pengalaman pembangunan ekonomi Indonesia yang dikatakannya selama PJP I atau 25 tahun pertama tumbuh dan berkembang baik. Indonesia kini memasuki PJP ll yang dalarn lima tahun mendatang diharapkan laju pertumbuhan ekonominya 6,2 persen per tahun, namun selama 25 tahun pembangunan tahap kedua mendatang diharapkan pertumbuhannya berkisar tujuh persen.
“Kami akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia seiring dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi tersebut, “kata Sanyoto.
Mengenai investasi, kata Meninvest/Ketua BKPM, dengan target pertumbuhan 6,2 persen setiap tahun dalam lima tahun mendatang dibutuhkan sekitar 61 miliar dolar AS yang porsi terbesar yakni 73 persen diharapkan datang dari sektor swasta.
“Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan sekarang ini adalah memperbesar peranan pengusaha swasta dalam pembangunan perekonomiannya,” kata Sanyoto.
Pengalaman Buruk
Sementara itu, Presiden JCI, Arnaud Godere pada acara itu mengatakan, BBC menggambarkan pengalaman buruk yang terjadi di sejumlah negara akibat tidak adanya pembangunan ekonomi.
“Kita tidak ingin tetjadi lagi seperti di Rwanda atau Somalia yang tenggelam karena tidak ada pembangunan ekonomi,”kata Arnaud Godere.
Dikatakannya, berdasarkan pengalaman ini perlu komitmen dari para pengusaha muda dunia untuk saling membantu antar-negara, seperti yang pernah dilakukan pengusaha muda Australia terhadap Hong Kong sekitar 50 tahun yang lalu.
“Lima puluh tahun yang lalu pengusaha muda Australia membantu Hong Kong yang saat itu pertumbuhan ekonominya sangat buruk, tetapi kemudian Hong Kong menjadi pesat dan kuat perekonomiannya ,” ujar Arnaud Godere.
Di sini peranan pengusaha muda dari berbagai negara diharapkan menjadi jembatan untuk membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara yang memang betul betul memerlukan bantuan nyata.
Jaringan Bisnis
Menurut Arnaud Godere, JCI sekarang ini mengambil langkah nyata dengan membentuk suatu jaringan bisnis internasional antar-pengusaha muda dari berbagai negara.
“Melalui jaringan bisnis ini diharapkan kontak-kontak bisnis dan informasi bisnis dapat dilakukan yang pada akhirnya membantu percepatan pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara,”ujarnya.
Dalam pembukaan BBC tersebut, ketua konferensi, David Hide Oji, Ketua Indonesia Junior Chamber (IJC), Ketut Suardhana dan Ketua Umum Hipmi, Adi Putra Tahir ikut memberikan sambutan yang intinya menekankan arti penting BBC bagi peran pengusaha muda dunia di masa mendatang. Tokoh-tokoh JCI dan IJC yang ikut dalam BBC baik Arnaud Godere, David Hide Oji maupun Adi Putra Tahir dan Aldo Tobing mengisyaratkan setelah konferensi akan dikeluarkan suatu Deklarasi Bali.
(U-DPS-003/EU01/B/EU09 /RB1/7/09/94 23:09).
Sumber:ANTARA(07/09/1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 351-361.