SEBAGAI SAUDARA SENDIRI

SEBAGAI SAUDARA SENDIRI

HARI2 ini Presiden Soeharto sedang melakukan perlawatan ke Pakistan dan India. Ketika datang di Pakistan, menyambut keramah-tamahan pemimpin2 dan masyarakat Pakistan, Presiden berkata bahwa kedatangannya ke Pakistan seperti bukan kunjungan orang lain melainkan sebagai saudara berkunjung pada Bandara. Pada bagian kalimat ini, hadirin bertepuk tangan riuh sekali.

Memang demikian Pakistan. Sejak negara ini berdiri, mengikuti Konperensi Asia­Afrika tahun 1955 di Bandung, bahkan sampai sekarang, masyarakat dan rakyat pakistan menganggap Indonesia sebagai "saudaranya".

Malahan pada zaman kepemimpinan Zulfikar Ali Bhutto setelah krisis Pakistan berakhir dengan pemisahan Bangladesh, rakyat Pakistan telah membangun Patung Bung Karno di lbu kota baru Islamabad di bagian utara Pakistan, berdekatan dengan daerah Punjab.

Menurut rakyat Pakistan, Bung Karno bukan hanya pemimpin Indonesia tetapi juga pemimpin Pakistan dan bangsa2 Asia dan Afrika lainnya. Demikianlah erat dan mesranya persahabatan rakyat Pakistan terhadap rakyat Indonesia.

Kunjungan Presiden Suharto ke Pakistan hari2 ini pun pastilah kunjungan yang sangat diharap-harapkan oleh rakyat Pakistan. Kunjungan tersebut bertepatan pula dengan situasi gawat yang kini sedang dihadapi oleh negara dan rakyat Pakistan.

Yakni banjirnya pengungsi2 Afghanistan karena negerinya dibanjiri oleh tentara Uni Soviet, sementara itu negara tetangganya yang terdekat, yakni India nampaknya kurang membantu penderitaan Pakistan tersebut, karena India boleh di kata tidak mengutuk Uni Soviet mengenai membanjirnya tentara Soviet di Afghanistan itu.

Sehabis mengunjungi Pakistan, Presiden Suharto juga akan berkunjung ke India. Negara India adalah negara sahabat Indonesia sejak lama juga. Bahkan boleh dikata Republik India bersama dengan Republik Mesir-lah yang pada tahun2 awal revolusi Indonesia telah berjuang hebat untuk mengusahakan pengakuan Internasional terhadap Republik Indonesia.

Bahkan atas bantuan India dulu, maka Indonesia pada saat dikepung oleh tentara kolonial Belanda pada tahun 1947 berhasil menembus blokade dan datang ke PBB untuk bicara di depan sidang PBB. Dilihat dari sudut sejarah dan kebudayaan, India memang juga sahabat dekat, barang kali juga boleh disebut sebagai "saudara".

India berpandangan berlainan dengan ASEAN dewasa ini, mengenai masalah Afghanistan maupun mengenai pengakuan terhadap Pemerintah Kamboja. Sehingga kunjungan Presiden Suharto ke India pada saat2 ini diharapkan akan memperoleh penjelasan2 yang lebih terang, untuk mendekatkan kepentingan ASEAN, India dan Pakistan, menghadapi berbagai masalah dunia yang dewasa ini menyibukkan.

Boleh jadi usaha Presiden Soeharto nanti tidak sepenuhnya mencapai tujuan, namun setidak­tidaknya usaha Presiden itu menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan politik luar negeri yang bebas dan aktif, tidak lepas tangan dan duduk ongkang2, walaupun berada agak jauh dari TimurTengah dan Afghanistan. (DTS)

Jakarta, Berita Buana,

Sumber: BERIT ABUANA (11/12/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 713-715.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.