SELAMAT JALAN PAK HARTO !![1]
Jakarta, Media Indonesia
MALAM ini menurut rencana pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Soeharto dan rombongan akan tinggallandas dari Halim PK menuju Kopenhagen, ibukota Denmark.
Di sini Pak Harto akan menghadiri dan menyampaikan pidatonya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KIT) Pembangunan Sosial, yang diikuti oleh sekitar 132 kepala pemerintahan. Selain itu Presiden Soeharto dalam kedudukannya, sebagai Ketua Gerakan Non Blok akan mengadakan pembicaraan dengan beberapa kepala pemerintahan.
Dari Kopenhagen, Pak Harto melanjutkan perlawatannya ke Zagreb, Ibukota Kroasia, di mana rombongan Kepala Negara akan bermalam untuk memenuhi undangan Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic, yang pertengahan Januari 1995 lalu mengadakan kunjungan kenegaraan kepada Presiden Soeharto.
Perjalanan berikutnya adalah Sarajevo ibukota Bosnia Herzegovina dengan pesawat PBB, juga atas undangan pemerintah Bosnia melalui Presiden Alija Izetbegovic, ketika berkunjung ke Indonesia tahun lalu.
Dalam 10 tahun terakhir ini, Pak Harto cukup banyak melakukan perlawatan ke luar negeri tetapi dalam perjalanan kenegaraan kali ini, terutama ke Bosnia, merupakan langkah yang sangat strategis, karena bisa menempatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara penentu dalam percaturan politik global, sesudah pupusnya bipolarisasi. Apalagi di saat-saat teijadi kebekuan dalam penyelesaian konflik Bosnia, sesudah PBB, NATO, OKI dan negara-negara besar lainnya menghadapi jalan buntu. Kita sangat memahami mengapa Presiden Izetbegovic sangat berharap Pak Harto dapat berkunjung ke Bosnia, karena memang hubungan emosional antara Indonesia dan Bosnia, pada dasamya secara moral erat sekali. Itulah sebabnya ketika terjadi perang di Bosnia, di mana warga Bosnia yang Muslim dibantai oleh pasukan Serbia, di Jakarta dan di berbagai kota besar lainnya di Indonesia dibentuk panitia khusus yang menampung ribuan sukarelawan yang siap dikirim ke Bosnia. Bahkan jumlahnya mencapai jutaan orang.
Pak Harto sendiri mengecam tindakan-tindakan yang melanggar hak asasi manusia itu, bahkan menginginkan agar embargo senjata terhadap Bosnia dicabut, derni keselamatan warga Bosnia. Meskipun Pak Harto menginginkan embargo PBB tersebut dicabut, namun penyelesaian melalui meja perundingan merupakan tuntutan yang paling manusiawi, sehingga Presiden Soeharto kemudian menyampaikan gagasan Konferensi Bosnia.
Dalam kevakuman penyelesaian Bosnia saat ini, kehadiran Pak Harto di Sarajevo, merupakan momentum politik yang sangat berharga, yang tentunya akan menjadi sorotan dunia. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan PBB menyediakan pengamanan dan pesawat khusus untuk mengangkut Presiden Soeharto dan rombongan. Hal ini bukan saja merupakan penghargaan terhadap kenegarawanan Pak Harto sebagai Presiden Indonesia, tetapi juga menempatkan posisi GNB semakin berarti dalam percaturan politik intemasional, yang selama ini belum pernah terjadi. Artinya, selama kepemimpinan Pak Harto, GNB memang melangkah jauh ke depan dalam penyelesaian banyak masalah, di antaranya menyangkut utang-utang negara berkembang, selain meningkatkan hubungan antara Utara-Selatan. Dengan demikian siapa pun akan mencatat, bahwa perlawatan ke luar negeri Pak Harto kali ini, mengemban rnisi nasional dan internasional yang sangat strategis bagi perdamaian dunia secara menyeluruh. Kita yakin doa seluruh bangsa Indonesia akan mengawali setiap langkah yang ditempuh Pak Harto di medan juang yang asing itu, sehingga betapa pun beratnya misi itu, mengingat tujuannya sangat manusiawi, mudah-mudahan akan mendapat ridho dari Allah SWT. Selamat jalan dan selamat berjuang Pak Harto, semoga sukses.
Sumber: MEDIA INDONESIA (08/03/1995)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 65-66.