SGCC TETAP PERTAHANKAN CIRI KHAS SEBAGAI PUBLIC COURSE

SGCC TETAP PERTAHANKAN CIRI KHAS SEBAGAI PUBLIC COURSE[1]

 

Jakarta, Antara

Sawangan Golf Country Club (SGCC) kendati menghadapi persaingan ketat dengan lapangan golf modern, masih tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai public course, kata Manuel Rawung, Managing Director SGCC di Sawangan, Bogor, Jum’at malam. Sasaran ini, katanya, masih tetap dipertahankan agar terjangkau oleh sebanyak mungkin penggemar golf dan ingin memberikan jaminan kepada masyarakat pada umumnya bahwa olahraga ini bukan olahraga ekslusif. Karena itu, penawaran tarifnya juga diformulasikan sedemikian rupa. Greenfee SGCC unit I yang terdiri atas 9 lubang misalnya dari Senin sampai Jum’at Rp 20.000, sedangkan untuk Sabtu, Minggu dan hari libur Rp 40.000.

Untuk SGCC unit II yang terdiri atas 18 lubang, green fee dari Senin sampai Kamis Rp 50.000, Jum’at Rp60.000 dan Sabtu, Minggu serta hari libur Rp 110.000. “Saya yakin tarif-tarif tersebut dapat dijangkau oleh berbagai kalangan, sedangkan sekitar 90 persen pemain SGCC adalah orang asing yang sebagian besar terdiri atas orang Korea dan Jepang,”katanya. Ia juga menyambut baik adanya ide dari kalangan wartawan olahraga yang khusus meliput golf untuk berlatih di SGCC dan dengan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan agar penulisan tentang golf lebih berbobot.

Unik

Rawung mengatakan, lapangan unit I dengan 9 lubang yang diresmikan Presiden Soeharto 14 April 1972 dan unit II dengan 18 lubang pada 27 Juli 1973 itu hingga kini tetap menarik bagi penggemar golf karena keunikannya. Ia mengutip pemyataan Gubernur DKI Jakarta Surjadi Soedirdja yang menilai SGCC sebagai lapangan golf yang unik karena lingkungannya yang masih asli dan kontur tanahnya serta adanya danau Bojongsari. Disamping itu, lokasi SGCC berada di tengah-tengah Jabotabek dan dari Jakarta hanya berjarak 30 Km serta bisa dijangkau dalam waktu 30 menit.

Bagi para golfer, danau Bojongsari yang terbentang Iebar persis di sisi green merupakan salah satu tantangan yang menarik ketika bermain golf. “Ini merupakan salah satu tantangan menarik ketika bermain di lubang 18,”ujarnya. Selain itu, katanya,di SGCC, setiap saat orang bisa bermain golf tanpa terhambat oleh faktor cuaca seperti hujan. Hal itu disebabkan, sistem penyerapan air alami yang berfungsi dengan sempuma.

“Bagaimana pun derasnya hujan turun, dalam waktu lima menit, air sudah terserap dan lapangan kering. Siap untuk bermain golf kembali,”kata Rawung.

Rawung juga mengatakan, setelah memasuki usianya yang ke-20, SGCC melakukan rehabilitasi dan meningkatkan mutu lapangan golf serta sarana pendukungnya agar bisa melaksanakan berbagai turnamen seperti Ladies Open.

“Lima green lagi sedang direhabilitasi dan diharapkan selesai tahun depan sehingga mampu menjadi ternpat pelaksanaan tumamen internasional,” demikian Manuel Rawung.(T.OK01/0k08 / 5/03/94 09:13)

Sumber: ANTARA(05 /03/1994)

_____________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 652-653.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.