SILIWANGI MULAI TRADISI2 BARU
Djen. Nasution Panglima Siliwangi Pertama [1]
Bandung, Angkatan Bersedjata
Kodam VI/Siliwangi telah menetapkan tradisi2 baru dalam kehidupan Angkatan Bersendjata, chususnja Angkatan Darat, diantaranja menghilangkan sebutan “bekas Panglima” kepada para Panglima Siliwangi jang beralih tugas dari djabatannja selaku Panglima Siliwangi.
Tradisi2 lainnja jang ditjetuskan oleh Kodam VI/Siliwangi ialah sebutan Panglima Kodam VI Siliwangi tjukup dgn kata2 Panglima Siliwangi sadja, jakni menghilangkan Kodam VI nja. Disamping itu ada 2 tradisi jang akan dilakukan Kodam VI Siliwangi andai kata seorang Panglima Siliwangi beralih tugas didjabatan lainnja jakni mengadakan “Appel Wangsit Sliwangi” jang diselenggarakan pada malaman serah terima djabatan ke-Panglimaan Siliwangi.
Pengumuman resmi adanja tradisi ini dikemukakan oleh Walikota Kotamadya Bandung Letkol. R. Didi Djukardi Sastradiwiria sesaat sebelum dimulainja “Resepsi Wangsit Siliwangi” jang berlangsung Rabu malam dihalaman samping Skodam VI Siliwangi.
Sebutan Bagi Bekas Panglima Siliwangi
Dengan adanja tradisi tentang menghilangkan sebutan bekas Panglima Siliwangi, maka kepada bekas Panglima Siliwangi itu ditetapkan sebutan misalnja untuk Djenderal Dr. A.H. Nasution adalah Panglima Siliwangi pertama karena jang pertama sesudah Siliwangi dipersatukan Panglima Siliwangi jang aktip memegang djabatan Panglima Siliwangi tidak dipergunakan tambahan “angka” tetapi tjukup dengan Panglima Siliwangi sadja.
Djadi kepada bekas para Panglima Siliwangi sebutannja adalah sbb: Panglima Siliwangi pertama: Djenderal Dr. A.H. Nasution; Panglima Siliwangi kedua: Daan Jahja (Kolonel-Purnawirawan): Panglima Siliwangi ketiga: Abimanju (kolonel pensiun); Panglima Siliwangi keempat: Sadikin (Brigdjen Purnawirawan); Panglima Siliwangi Kelima: A.E. Kawilarang (kolonel): Panglima Siliwangi keenam: Suprajogi (Majdjen): Panglima Siliwangi ketudjuh: R.A. Kosasih (Majdjen) dan Panglima Siliwangi kedelapan: I. Adjie (majdjen).
Upatjara Adat Menjimpan Mengambil Sendjata “Kudjang”
“Resepsi Wangsit Siliwangi” jang diselenggarakan Rabu malam itu dihadiri oleh Letdjen Hidajat, Pantjatunggal Djawa Barat, sedjumlah Djenderal dari Siliwangi dan para perwira serta undangan lainnja.
Dalam kesempatan itu telah mentjurahkan isi hatinja Gubernur Mashudi jang mewakili rakjat Djawa Barat, Brigdjen Achmad Jusuf jang mewakili BPC Siliwangi Djakarta Raya, Panglima Siliwangi Majdjen Hartono Rekso Dharsono dan Panglima Siliwangi kedelapan Majdjen I. Adjie.
Dalam resepsi itu diselenggarakan pula upatjara adat jang simbolis jakni upatjara ”Nunda djeung ngawajat Kudjang”, jakni upatjara menjimpan dan mengambil sendjata “Kudjang”. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (27/07/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 357-358.