SINISME TERHADAP TRANSMIGRASI TAK PERLU DITANGGAPI
Jakarta, Antara
Menteri Transnmigrasi Soegiarto mengatakan “kita tidak perlu menanggapi secara serius sinisme di luar negeri tentang pelaksanaan program transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah Indonesia.”Ditegaskannya,” program yang telah kita canangkan setiap tahun untuk memindahkan sebanyak mungkin penduduk yang padat di pulau Jawa tetap dilakukan secara terarah, berencara dan teratur”, katanya didepan peserta Rapat Kerja Gabungan lima departemen di Departemen Kehutanan, Jakarta, Rabu 15 Maret 1989.
Program transmigrasi yang dilakukan sejak Pelita I sudah benar dan memang di sana sini perlu dilakukan perbaikan.”Jangan dengan adanya anggapan pihak luarnegeri bahwa pernindahan penduduk ke berbagai pulau di wilayah Indonesia, lantas kita menghentikan program tersebut.Itu tidak benar dan jelas bertentangan dengan yang telah digariskan dalam GBHN”, katanya.
Ketika Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya di FAO (Program Pangan Dunia) di Roma, Italia, tahun 1985, pers Barat banyak menanyakan program transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah Indonesia.
“Semuanya sudah dijelaskan Pak Harto, sejak awal sejarah pemindahan penduduk, kepentingannya bagi pembangunan Indonesia serta keberhasilannya, ” kata menteri.
“Kalau masih ada orang luar negeri yang sinis, biarkan saja dan kita tidak akan mundur dengan program yang telah kita tetapkan”, katanya.
Menteri menguraikan sejarah perkembangan transmigrasi di Indonesia, sejak masa pemerintahan Belanda yang masih disebut “kolonisasi” sampai sekarang yang disebut transmigrasi.
Ketika ditanya tentang ukuran keberhasilan transmigrasi, menteri mengatakan “tidak dapat ditentukan norma yang tepat. Keberhasilan program transmigrasi secara keseluruhan perlu waktu panjang”.
“Tidak mungkin dalam waktu cuma setahun transmigran sudah dapat dinilai berhasil atau tidak. Minimal ada waktu lima tahun untuk menyerahkannya kepada pemerintah setempat, baru dilakukan pembinaan dan dianggap berhasil,” kata menteri.
Memang dalam melaksanakan program transmigrasi semua pihak harus ikut merasa terlibat. Dalam hal ini yang sangat perlu dirasakan adalah tersedianya lapangan kerja baru baik dilokasi, maupun rantai proses dan produksi yang dihasilkan.
“Dengan adanya lapangan kerja baru, merupakan jaminan bagi program pembangunan lainnya untuk membuka usaha baru sehingga terciptalah kegiatan ekonomi”, katanya.
Sejak Departemen Transmigrasi terbentuk tahun 1983, hingga sekarang telah diberangkatkan sebanyak 747.000 kepala keluarga ke seluruh tanah air yang tersebar di 20 propinsi.
Pada Pelita V saja akan diberangkatkan 550.000 kepala keluarga, dan khusus tahun pertama Pelita V sebanyak 27.000 KK.
“Saat ini pihaknya masih membina 447.000 KK transmigran yang dipersiapkan untuk diserahkan kepada departemen dalam negeri/pemerintah setempat”, kata menteri.
Sumber : ANTARA (15/03/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 793-794.