SlAPA MENGAPA SOEHARTO

SlAPA MENGAPA SOEHARTO[1]

Jakarta, Bisnis Indonesia

Pak Harto, Presiden RI kedua, hari ini – 8 Juni 1992 genap berusia 71 tahun. Perayaan ulang tahunnya, biasanya, hanya dilakukan secara sederhana di kediaman Jl. Cendana 8 Menteng Jakarta Pusat, dan dihadiri keluarga terdekat saja.

Sebagaimana biasanya, acara peringatan Ultah itu dilakukan malam ini (8 Juni malam) dengan pemotongan tumpeng, diawali membaca ummul Qur’an yaitu suratul Fatihah.

Hampir tidak pernah Pak Harto merayakan HUT di tempat yang khusus, apalagi mewah. Malahan pada hari itu, dia tetap bekerja aktif sebagaimana biasa. Misalnya, pernah pada 8 Juni itu Presiden masih di Banda Aceh melakukan tugas kenegaraan. Maka perayaan Ultah pun dilakukan sederhana di kediaman Gubernur Aceh.

Begitulah kesederhanaan perayaan HUT Kepala Negara kita yang sangat berbeda dengan perayaan HUT banyak pemimpin dunia lainnya.

Generalisimo Presiden Kim II Sung, pemimpin Korea Utara umpamanya, ketika merayakan HUT ke-80 belum lama ini mengadakan pesta raksasa dengan mengundang para pemimpin dari seluruh dunia. Hari ulang tahun Presiden Kim memang ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional di Korut. Sikap berlebihan dalam memperlakukan hari ulang tahun seorang pemimpin negara cukup banyak bisa kita temui di banyak negara.

Namun bagi tokoh kelahiran desa Kemusu, Daerah lstimewa Yogyakarta, 8 Juni 1921 ini, kelihatannya hari ulang tahunnya bukanlah sesuatu yang terlalu luar biasa karena itu tidak dirayakan secara besar-besaran. Pernah dulu, banyak orang menyibukkan diri memberi ucapan selamat dengan mengirimkan bunga ke alamat Presiden Soeharto untuk menyatakan turut gembira atas ulang tahunnya itu Tapi justru keinginan Pak Harto sendiri, pada peringatan (HUT 8 Juni 1977) orang-orang itu dianjurkan tidak lagi membeli bunga ucapan selamat untuknya . “Lebih baik disumbangkan. untuk kegiatan amal sosial, terutama ke Palang Merah Indonesia (PMI), ” kata Pak Harto. Begitulah sikap pemimpin yang membawahkan banyak yayasan yang mengabdi bagi kemanusiaan itu.

Pidatonya tidak bombastis, tidak berapi api, tapi sederhana, lurus dan isinya mengajak membangun. Mensukseskan pembangunan nasional menjadi obsesinya sejak dia memimpin bangsa ini, terutama setelah tahun 1967. Sebab hanya dengan cara ini dia yakin akan mensejahterakan rakyat.

Maka tak kurang dari mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew sangat memuji kenegarawanan Pak Harto. Sikap kepemimpinan Jenderal TNI (Pur) Soeharto itulah, menurut Lee, telah menyumbangkan stabilitas dan pertumbuhan di Asean. Karena itu, Lee selalu memikirkan kemajuan negaranya di masa depan tidak lepas dari perkembangan di negara-negara tetangganya terutama Indonesia. (Ua)

Sumber: Bisnis Indonesia (08/06/1992)

____________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 691-692.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.