SOAL BAPAK ANGKAT DIINGATKAN LAGI : PROYEK INDUSTRI BUAT “ANDAL”

SOAL BAPAK ANGKAT DIINGATKAN LAGI : PROYEK INDUSTRI BUAT “ANDAL”

Jakarta, Merdeka

Presiden minta agar BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di luar Departemen Perindustrian serta pengusaha swasta didorong untuk menjadi Bapak Angkat kelompok industri kecil.

Hal ini dikatakan Menteri Perindustrian Hartarto setelah bersama-sama dengan Menteri Muda Perindustrian T. Ariwibowo mengadakan pertemuan dengan Presiden Soeharto di Bina Graha, Selasa.

Bapak-bapak Angkat tersebut, kata Menteri adalah untuk membantu aspek pemasaran serta teknis dalam mengembangkan industri kecil.

Menteri mengatakan, walaupun keadaan ekonomi nasional masih cukup berat, namun sebagian besar industri nasional dalam kurun waktu Repelita IV telah tumbuh dan berkembang dengan baik disebabkan arah kebijaksanaan ekonomi yang semakin mantap, iklim industri yang semakin baik serta berkembangnya wiraswasta­ wiraswasta nasional, baik dalam jumlah maupun dalam kemampuannya.

Kepada Presiden dilaporkan hasil-hasil pembangunan industri sampai dengan tahun keempat Repelita IV, baik yang mencakup hasil yang positif maupun kelemahan kelemahan yang perlu diperbaiki. Juga dilaporkan langkah-langkah pengembangan untuk persiapan Repelita V.

Seterusnya Menteri mengatakan, Departemennya akan mewajibkan industri melakukan analisa dampak lingkungan (Andal), tetapi tidak semua diwajibkan.

Artinya, menurut Menteri, tidak semua proyek industri terkena membuat Andal tapi akan dibagi atas tiga golongan yaitu industri yang tidak menimbulkan dampak lingkungan, oleh karenanya para calon penanam modal tidak perlu membuat PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) atau Andal, kedua industri yang menimbulkan dampak kurang berat terhadap lingkungan, para calon investor hanya diwajibkan membuat PIL.

Namun, bila dalam evaluasi perencanaannya ternyata menimbulkan dampak berat terhadap lingkungan diwajibkan membuat Andal. Ketiga, industri yang menimbulkan dampak berat atau penting, para penanam modal diwajibkan membuat Andal.

Dilaporkan pula oleh Menteri bahwa pada bulan Juni mendatang dia bersama­sama dengan Menteri Perdagangan, Koperasi dan Tenaga Kerja akan meresmikan 251 proyek industri di Sumatera Selatan.

Menteri mengatakan sebanyak 241 proyek yang diresmikannya itu adalah baru, sedangkan sisanya sebanyak 10 buah perluasan, sehingga merupakan sesuatu hal yang menggembirakan. Jumlah investasi dari proyek itu sekitar Rp 24,9 milyar dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 4.269 orang.

Disebutkan, di antara proyek-proyek industri itu, sembilan di antaranya telah memasuki program ekspor antara lain karet, kayu, kopi dan hasil laut dengan nilai perkiraan devisa yang diperoleh sekitar US 17,6 juta setahun.

Kerajinan

Dalam kesempatan terpisah ketika menerima Panitia Kerajinan Indonesia di Bina Graha, Presiden Soeharto juga minta, agar keterkaitan antara industri besar, menengah dan kecil lebih dimasyarakatkan lagi melalui sistem bapak angkat dan anak angkat.

Hal itu, menurut Kepala Negara, erat sekali hubungannya dengan jiwa pasal 33 UUD 45 sebagai wujud usaha bersama antara masyarakat yang mampu dan kurang mampu.

Dirjen Industri Kecil seusai bersama-sama Panitia Pameran Kerajinan itu diterima Presiden mengemukakan, selama ini sistem bapak-anak angkat telah banyak dilakukan, baik oleh swasta maupun BUMN dengan para pengrajin atau pengusaha kecil. Hasilnya sudah semakin baik serta dapat dirasakan manfaatnya.

Namun demikian, kata Trisura, Presiden mengimbau, agar program itu terus lebih dikembangkan lagi, di samping juga diharapkan supaya didasari prinsip saling membutuhkan.

Pada umumnya para pengrajin di pedesaan, menurut dia, masih kekurangan modal dan mempunyai kesulitan dalam memasarkan barangnya. Jadi dengan sistem bapak-anak angkatlah usaha mereka dapat di kembangkan, hingga mereka menjadi besar.

Pendapatannya meningkat, kemampuannya meningkat bahkan bisa sampai mampu melakukan ekspor.

Oleh karena itu, menurut Trisura, dalam pameran yang akan berlangsung dari 26 Mei hingga 2 Juni mendatang itu sebanyak-banyaknya para pengrajin diikutsertakan, baik itu yang sudah menjadi anak angkat dari perusahaan besar maupun para pengusaha kecil yang belum mendapatkan partner bapak angkat.

Ditampilkannya para pengrajin yang belum menjadi anak angkat itu diharapkan para pengunjung bisa tergerak untuk mengangkat dan membantu mereka hingga menjadi pengusaha yang lebih besar dan lebih baik kondisi usahanya dari sebelumnya.

Kepala Negara juga minta kepada pengusaha besar/BUMN yang selama ini sudah menjadi bapak angkat hendaknya sejak dini telah menyiapkan agar anak angkatnya nanti dapat mandiri, tidak terus-menerus tergantung dari bapak angkatnya.

Ketua Yayasan Tiara lndah, Ny. Siti Hardiyanti Rukmana mengatakan, peserta pameran itu terdiri dari para pengrajin dari seluruh Indonesia, dan sampai sekarang telah diundang serta menyatakan kesediaannya untuk ikut sebanyak 150 orang.

Disebutkan, pameran yang menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Soeharto itu akan ditampilkan hasil karya para pengrajin yang telah bekerjasama secara harmonis dengan bapak angkatnya. Dan diharapkan dengan pameran ini dapat mendorong kehidupan para pengrajin dapat lebih berkembang lagi di masa-masa mendatang.

Jakarta, MERDEKA

Sumber : MERDEKA (27/04/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 298-300.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.