SOEHARTO – LAMBSDORFF BICARAKAN KERJASAMA EKONOMI

SOEHARTO – LAMBSDORFF BICARAKAN KERJASAMA EKONOMI

Presiden Soeharto, hari Selasa, bertukar-pikiran dengan Menteri Perekonomian Republik Federasi Jerman, Otto Graf Lambsdorff mengenai usaha2 peningkatan kerjasama ekonomi kedua negara dan masalah internasional lainnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara menjelaskan kepada tamunya mengenai pembangunan nasional yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia serta kemajuan hubungan baik yang sudah terjalin antara Indonesia dan RFJ (Jerman Barat).

Pada pembicaraan di Bina Graha, hampir dua jam itu dibahas pula usaha peningkatan kerjasama ekonomi antarakelompok2 Masyarakat Ekonomi Eropa dan ASEAN.

Atas pertanyaan wartawan selesai pertemuan itu, Menteri Lambsdorff yang diantar Menteri Perindustrian Ir. Soehoed menjelaskan, dalam kunjungan enam harinya di Indonesia tidak akan ada penandatanganan sesuatu perjanjian.

Ia menilai kunjungannya ke Indonesia itu untuk "mencari keterangan langsung dan jelas mengenai keadaan Indonesia dan hubungan ekonomi kedua negara serta antara MEE dan ASEAN". Dalam lawatannyake beberapa Negara ASEAN, Lambsdorff pun mencoba menjelaskan hasil pertemuan tingkat tinggi tujuh negara industri terkemuka dunia di Bonn bulan Juli.

Menteri Perekonomian Jerbar (RFJ) itu tiba di Indonesia, Senin malam lalu dan akan mengadakan peninjauan ke beberapa proyek kerjasama Jerman – Indonesia seperti perakitan pesawat terbang Nurtanio di Bandung dan pabrik baja Krakatau Steel, di Cilegon.

Ditambahkan dengan Presiden juga telah dibicarakan kemungkinan, hubungan yang lebih baik antara ASEAN dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.

Menjawab pertanyaan tentang sedikitnya barang Jerman berada di Indonesia, ia mengatakan, "saya kira tidak terlalu ketinggalan". Ekspor Jerman yang 30% itu akan ditingkatkan. Tentang banyaknya barang buatan Jepang yang melanda dunia, Menteri itu mengatakan, itu bukan hal yang perlu dirisaukan. Sesuai dengan falsafah perekonomian Jerman memungkinkan adanya persaingan yang sehat danbebas. Oleh karena itu pengusaha Jermanpun harus dapat bersaing dalam harga dan pelayanan di sini, katanya.

Sementara itu Menteri Perdagangan dan Koperasi, Radius Prawiro, mengakui bahwa dalam hubungan dagang Indonesia – Jerman Barat, masih terdapat surplus besar untuk negara Eropa itu.

Hal tersebut menurut Radius Prawiro disebabkan banyaknya mesin danperalatan produk Jerman Barat yang digunakan di Indonesia dalam rangka pembangunan nasionalnya.

Diterima Menteri Ekuin

Menteri Perekonomian Jerbar itukemarinjuga mengadakan pertemuan dengan Menteri BKUIN/Ketua Bappenas Prof Dr. Widjojo Nitisastro, di gedung Bappenas, membahas peningkatan hubungan bilateral kedua negara, kerjasama ASEAN dan MEE serta masalah2 ekonomi dunia.

Menteri Widjojo selesai pertemuan satu jam mengatakan, dalam hubungan bilateral dibicarakan antara lain masalah perdagangan, penanaman modal asing, kerjasama ekonomi serta pembangunan proyek -proyek. Di samping itu dibahas pula pemasaran hasil produksi Indonesia di Jerman Barat dan Eropa.

Mengenai ekonomi dunia dikatakan, dalam pertemuan itu dibahas masalah komoditi, terpadu untuk menjamin harga yang stabil serta masalah dana bersama.

Kedua pihak membahas pula masalah Konferensi mengenai Pembangunan Perdagangan PBB (UNCTAD).

Dalam pertemuan itu Menteri Ekuin Widjojo didampingi Dirjen Hubungan Ekonomi Sosial Budaya Luarnegeri Deplu, Moh. Gusti Rusli Noor dan Deputy Bidang Ekonomi Bappenas Dr. Saleh Afiff, sedang Menteri Perekonomian RFJ Otto Graf Lambsdorff didampingi Dubes RFJ di Jakarta, Gunther Schoedel.

Sementara itu Menteri Perindustrian Ir.A.R. Soehoedketika menerima kunjungan Menteri Perekonomian Republik Federasi Jerman DR. O.G. Lambsdorff di ruang ketjanyakemarin telah menjelaskan, rencana pembangunan dalam rangka Repelita III dan Repelita-Repelita selanjutnya. Dibicarakan pula masalah pabrik alumina di Pulau Bintan.

Menteri Perekonomian Lambsdorff menanggapi, bahwa hal-hal yang dikemukakan oleh Menteri Soehoed itu sudah dalam perhatian Pemerintah Jerman Barat.

Dalam pertemuan tersebut telah dibicarakan pula perkembangan industri menengah dan industri kecil sebagai pelengkap daripola industri besar, selain sebagai unsur pemerataan dalam pembangunan.

Dalam hubungan ini Menteri Lambsdorff menaruh perhatian terhadap L.P.P.P.S. yang akan dia resmikan dalam rangkaian antara kunjungannya ke Indonesia.

Dibicarakan pula dalam kesempatan tersebut masalah pendidikan tenaga ahli tingkat menengah yang akan dididik di Jerman Barat khususnya dibidang industri.

Menteri Soehoed juga menjelaskan pertemuan antara Menteri Lambsdorff dengan Wakil Presiden Adam Malik telah membicarakan antara lain keadaan politik dan moneter internasional serta peranan yang dapat dijalankan oleh negara-negara besar antara lain Jerman Barat untuk mewujudkan kembali masyarakat yang stabil dalam dunia moneter internasional. (DTS)

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (23/08/1978)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 773-775.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.