SOEHARTO – PREM SEPAKAT RESOLUSI TENTANG KAMBOJA DI PBB HARUS DIPERTAHANKAN

SOEHARTO – PREM SEPAKAT RESOLUSI TENTANG KAMBOJA DI PBB HARUS DIPERTAHANKAN

Perdana Menteri Prem Tinsulanonda mengatakan, hari Kamis, bahwa ia bersama Presiden Soeharto yang sedang berkunjung ke Muangthai telah membicarakan cara2 untuk meniadakan pengamatan oleh negara2 lain bahwa ASEAN mulai menunjukkan tanda2 ketidak-beraturan.

Presiden Soeharto yang tiba di Bangkok hari Rabu, mulai mengadakan pembicaraan dengan pemimpin2 Muangthai.

Setelah bermain golf dengan Kepala Pemerintahan Indonesia itu di padang golf AD Bangkok, Prem mengatakan kepada wartawan mereka mempunyai pandangan yang sarna mengenai perlunya tindakan bersama Untuk meyakinkan kembali masyarakat dunia tentang solidaritas ASEAN.

Sebelumnya sudah terdapat pengamatan2 bahwa negara2 anggota ASEAN mengambil pendekatan yang berbeda2 dalam usaha mereka untuk menyelesaikan masalah Kamboja.

Prem mengatakan, ia dan Presiden Soeharto sepakat dalam pembicaraan2 mereka bahwa ASEAN harus mempertahankan resolusi mereka yang telah diterima SU PBB tahun laiu yang menyerukan diadakannya suatu konferensi internasionaI mengenai Kamboja

PM Muangthai juga mengatakan, Presiden Soeharto menyatakan keinginan untuk membeli lebih banyak beras dari Muangthai sementara Pemerintahnya mengajukan permohonan untuk membeli lebih banyak minyak bumi dari Indonesia

Presiden Soeharto dan rombongan meninggalkan Bangkok lewat lapangan terbang Don Muang jam 12.30 waktu setempat (sama dengan WIB) setelah berkunjung kurang lebih 20 jam di ibu kota Muangthai tsb. Ia diantar sendiri oleh PM Prem Tinsulanonda.

Sebelum menuju Don Muang, Presiden bertemu dengan kira2 250 anggota masyarakat Indonesia yang terdiri dari pejabat KBRI dan para pengusaha Indonesia.

Pada pertemuan selama kurang lebih satu jam itu Presiden Soeharto menggambarkan kemajuan2 yang dicapai dalam bidang pembangunan di Indonesia yang dikatakan dapat dipergunakan untuk mengcounter pendapat2 negatif mengenai Indonesia di luar negeri.

Presiden Soeharto, Rabu pagi, mengadakan pembicaraan tidak resmi dengan PM Muangthai Prem Tinsulanonda mengenai cara2 untuk menyelesaikan konflik Kampuchea dalam pembicaraan ‘empat mata’.

Para menteri kedua negara telah pula mengadakan pertemuan secara terpisah di Wisma Negara di Bangkok. Tidak diperoleh perincian mengenai pertemuan itu, namun sumber2 luar negeri mengatakan bahwa Kampuchea merupakan masalah pokok dalam pembicaraan tsb.

Menlu Muangthai Siddhi Savetsila mengatakan kepada para wartawan bahwa dia telah memberi penjelasan2 kepada rekannya dari Indonesia, Menlu Mochtar Kusumaatmadja mengenai pembicaran2 yang telah dilakukannya hari Selasa yl dengan utusan khusus Sekjen PBB Mohamed Essaah mengenai masalah Kampuchea.

Essaah yang hari Rabu bertolak ke Vietnam dan Laos setelah bertemu dengan Sidhi mengatakan bahwa misinya adalah untuk dapat mengatakan pembicaraan2 mengenai masalah Kampuchea dengan semua pemerintah di Asia Tenggara

Presiden dan rombongan yang antara lain terdiri Menlu Mochtar Kuswnaatmadja, Menko Ekuin Prof. Widjoyo, Menteri Pertambangan & Energi Prof. Subroto, Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH, Dirjen Asia Pasifik M. Satari tiba di pelabuhan udara internasional Bangkok, Dong Muang, pukul 09.53 waktu setempat dengan pesawat khusus Boeing 707 "Republik Indonesia".

Di lapangan tidara Dong Muang, Presiden disambut di tangga pesawat oleh PM Muangthai, Menlu Sidhi Savetsilla, Dubes RI untuk Muangthai Hasnan Habib dan pejabat tinggi pemerintah Muangthai lainnya

Setelah Presiden dan rombongan resmi diperkenalkan kepada para pejabat Muangthai dengan didampingi PM Prem Tinsulanonda, Presiden kemudian langsung menuju gedung pemerintahan di Bangkok. Sesampainya di gedung tsb. Presiden dan PM Muangthai diabadikan oleh wartawan2 foto dan kemudian pembicaraan resmi dengan PM Prem segera dimulai. Pertemuan tsb diadakan untuk memenuhi pennintaan Muangthai.

Jamuan

Setelah pembicaraan antara kedua pemimpin ASEAN itu, Presiden Soeharto menghadiri jamuan makan siang yang diselenggarakan PM Prem Tinsulanonda untuk menghormat Kepala Negara Republik Indonesia itu.

Rabu sore pukul 18.00 waktu setempat, Presiden mengadakan kunjungan kehormatan pada Raja Bhumipol Adelyadey di Istana Citralada. Setelah kunjungan kehormatan, Presiden menghadiri pula jamuan makan malam yang diselenggarakan PM PremTinsulanonda di gedung pemerintahan Bangkok yang dilanjutkan dengan malam kesenian. Sebelum jamuan makan malam di mulai diadakan tukar menukar cinderamata.

Sementara itu, Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Rabu siang, bersama Menlu Sidhi Savetsilla menandatangani perjanjian penghindaran pajak berganda antara kedua negara.

Dirjen Penerangan Deplu Muangthai Jetr Sujaritkul dalam siaran televisi di Bangkok, Selasa malam, memperkenalkan Indonesia sehubungan dengan kunjungan Presiden Soeharto ke negeri itu. Juga hadir dalam program televisi Bangkok itu Dubes RI Hasnan Habib. Dirjen Penerangan Muangthai mengatakan, hubungan keduanegara dapat ditelusuri sejak 800 tahun laIu.

Kedua negara tetap mempertahankan hubungan baik sampai kini terutama kerjasama bidang kebudayaan sosial ekonomi dan politik.

Indonesia, kata Jetr Sujaritkul, merupakan satu di antara pengimpor beras Muangthai utama. (DTS)

Bangkok, Sinar Harapan

Sumber: SINAR HARAPAN (26/03/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 45-47.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.