SOEHARTO-SALINAS ADAKAN PEMBICARAAN EMPAT MATA
Meksiko City, Suara Pembaruan
Presiden Soeharto dan tuan rumah Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari mengadakan pembicaraan empat mata Salon de Embajadores, Istana Nasional. Sementara pejabat tinggi dari ke dua negara juga mengadakan pembicaraan paralel di ruangan yang berdekatan, namun basil pembicaraan kedua delegasi sampai berita ini diturunkan belum diketahui.
Upacara penyambutan secara resmi terhadap tamu negara dari Indonesia ini berlangsung di Istana Nasional Kamis petang setelah upacara penyambutan kedatangan dilakukan di hanggar kepresidenan di bandar udara Mexico City Benito Juares Karnis pagi.
Setibanya di istana Nasional itu, Presiden dan Ibu Tien Soeharto disambut oleh Presiden Mexico Carlos Salinas de Gortari beserta Nyonya Cecilia Occelli de Balinas.
Kedua Kepala Negara dari dua negara yan g sudah bersahab at sejak lama itu beijalan menuju mimbar upacara dan Lagu Kebangsaan Mexico pun diperdengarkan, dilanjutkan dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, oleh korps musik yang berpakaian militer berwarna biru tua. Pasukan kehormatan berbaris lurus mengikuti garis diagonal halaman dalam bersegi empat itu. Dari wajah mereka, para prajurit itu masih muda-muda.
Upacara di Istana Nasional ini berlangsung di halaman empat segi di dalam kawasan istana itu, bersebelahan dengan alun-alun kota. Puluhan siswa-siswi berjejer di pinggir halaman itu dan di lantai dua istana itu menyaksikan jalannya upacara, dan di tangan mereka dua bendera kecil kedua negara. Bendera kedua negara dalam ukuran besar digantungkan vertikal dari lantai dua istana itu.
Tidak seperti biasanya pada penerimaan tamu negara di Indonesia, pada upacara penyambutan resmi ini kedua Kepala Negara menyampaikan pidato masing-masing, didahului dengan pidato Presiden Mexico Carlos Salinas de Gortari.
38 Tahun
Presiden Mexico de Gortari, dalam pidatonya, di samping mengucapkan selamat datang, juga menyebutkan bahwa kedua negara telah menjalin persahabatan selama 38 tahun Indonesia sebagai suatu negara sahabat ingin kami ajak untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan kebudayaan, di samping kami menginginkan untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua bangsa kita, kata de Gortari.
“Tuan Presiden datang ke Mexico yang sedang melakuk:an transformasi yang mendalam, yang memberikan kesempatan untuk memodemisasi. Negara kami memperluas kesejahteraan dan menjamin peransertanya dalam masalah-masalah internasional.”
Kepala Negara Mexico itu melanjutkan, “kami mengetahui transformasi-transformasi yang besar yang telah dilaksanakan di kawasan Asia Pasiflk, mosaik dari bangsa-bangsa yang berusaha sebagai suatu kawasan dinamis di dunia, kemajuan-kemajuan besar di asia tenggara terutama Indonesia dengan jelas dapat dilihat dari angka-angka pertumbuhan yang menanjak dalam proses modernisasi dan keberhasilan peran sertanya dalam pasaran-pasaran dunia.”
Presiden Soeharto dalam pidato balasannya menyatakan kebahagiaannya mendapat kesempatan berkunjung ke negeri yang indah dan penuh peninggalan sejarah, memenuhi undangan Presiden dan Nyonya Cecilia Occeli de Salinas. “Kita semua berharap mudah-mudahan kunjungan ini dapat menambah eratnya tali persahabatan, meningkatkan saling pengertian dan mengembangkan kerja sama antara Indonesia dan Mexico, tidak saja untuk saat ini tetapi terutama untuk masa-masa yang akan datang.” Setelah itu Presiden dan Ibu Soeharto diperkenalkan kepada para pejabat tinggi Mexico dan sebaliknya Presiden Mexico dan Nyonya Salinas diperkenalkan kepada rombongan resmi Indonesia.
Sama seperti pada upacara-upacara penyambutan tamu negara, dilakukan pula pemeriksaan barisan oleh Presiden Soeharto didampingi Presiden de Gortari dan komandan upacara. Setelah upacara itu, kedua kepala pemerintahan tersebut dengan melalui permadani merah melewati bagian lain dari halarnan istana itu, di mana muridmurid sekolah mengelu-elukan tamu negara mereka. Beberapa siswa-siswi menerobos penjagaan tersebut untuk bersalaman dengan Kepala Negara Indonesia itu. Presiden Soeharto dengan gembira menyambut tangan anak-anak itu.
Tiba
Presiden Soeharto beserta rombongan tiba di Mexico City Kamis pagi waktu setempat pukul l0.00. Pesawat DC-10 Garuda yang digunakan rombongan mendarat di bandara internasional Benito Juarez dan upacara penyambutan berlangsung di Hanggar Kepresidenan. Kepala Protokol Negara Mexico dan Dubes RI untuk Mexico David Napitupulu menyambut Kepala Negara dan rombongan ke dalam pesawat.
Setelah menuruni tangga pesawat, di atas permadani merah Kepala Negara dan Ibu Soeharto, didampingi Menlu Ali Alatas dan istri, Menko Ekuin dan Wasbang Radius Prawiro dan istri, serta Mensesneg Moerdiorio disambut oleh Menlu Mexico Fernando Bolana Morales dan istri serta Dubes Mexico untuk Indonesia dan istri. Begitu Presiden Soeharto tiba di mimbar kehormatan, terdengar dentuman meriam 21 kali. Meriam-meriam itu ditempatkan tidak begitu jauh dari lapangan upacara.
Setelah itu Kepala Negara Indonesia menelusuri permadani merah yang dipagari siswa-siswi Sekolah Indonesia di Mexico di kiri-kanan permadani itu. Siswa-siswi ini berpakaian seragam sekolah dan lambang Gamda di lengan mereka, serta mengibarngibarkan bendera Merah Putih ukuran kecil. Yang menarik dalam penyambutan ini adalah, sejak pesawat DC-10 Garuda taxiing, di seluruh pelosok landasan berdiri terpencar-pencar prajurit-prajurit Mexico.
Begitu juga kesan penjagaan ketat terasa di sekitar hanggar kepresidenan. Acara penyambutan di bandara hanya berlangsung sekitar sepuluh menit dan selanjutnya Kepala Negara Indonesia dan rombongan menuju Hotel Camino Real. (SA)
Sumber : SUARA PEMBARUAN (22/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 206-208.