SOLIDARITAS & KERJASAMA ANTAR NEGARA2 MUSLIM DI DUNIA SANGAT DIPERLUKAN

SOLIDARITAS & KERJASAMA ANTAR NEGARA2 MUSLIM DI DUNIA SANGAT DIPERLUKAN

Komunike Bersama Presiden RI – Emir Kuwait

Rombongan tamu dari Kuwait menuju M’sia

Presiden Soeharto dan Emir Negara Kuwait Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah menekankan perlunya solidaritas dan kerjasama antara negara-negara Muslim dan antara rakyat-rakyat Muslim di dunia.

Seruan Bersama

Hal ini mereka cetuskan dalam suatu komunike bersama yang dikeluarkan Senin kemarin, sebelum Kepala Negara Kuwait itu meninggalkan Indonesia menuju Kuala Lumpur.

Komunike yang seluruhnya memuat 16 pasal itu menegaskan, perdamaian yang adil dan kekal di kawasan Timur Tengah, tidak akan tercapai tanpa pengunduran Israel secara menyeluruh dari semua wilayah Arab yang diduduki termasuk Jerusalem.

Hak-hak nasional rakyat Palestina, termasuk hak mereka untuk mendirikan negara sendiri yang merdeka di bawah pimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), harus dikembalikan. PLO diakui oleh kedua pemimpin itusebagai satu-satunya organisasi wakil sah rakyat Palestina. Kedua Kepala Negara menilai situasi Timur­Tengah sangat berbahaya dan eksplosif.

Mereka mengutuk politik yang tidak sah dan tidak berperikemanusiaan dari Israel didaerah-daerah yang didudukinya. Juga mereka mengutuk dengan keras politik ekspansionis Israel yang terus menerus dan melakukan pencaplokan (aneksasi) yang tidak sah dari Al Quds (Masjidil Aqsa).

Kedua pemimpin menegaskan kembali keyakinannya bahwa melindungi keamanan dan stabilitas di daerah Teluk (Teluk Parsi; red) semata-mata merupakan tanggungjawab negara-negara Teluk danbebas dari campur tangan luar.

Mereka mengulangi lagi dukungan yang penuh guna terciptanya daerah damai di Samudera Hindia dan perairan-perairan bagiannya.

Mereka menegaskan kembali pentingnya peranan yang dimainkan ASEAN, dalam meningkatkan kerjasama regional di Asia Tenggara, berdasarkan semangat persamaan dan saling menghargai, guna memelihara perdamaian, kesejahteraan dan kemajuan di kawasan itu.

Selanjutnya bersama itu menyatakan yang mendalam mengenai intervensi militer yang dilakukan kekuatan asing, terhadap dua negara Non Blok Kamboja dan Afghanistan.

Mereka sangat menyesalkan intervensi bersenjata dan pemaksaan kehendak terhadap kedua negara tersebut oleh kekuatan asing dengan mempergunakan kekerasan yang dinilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan Hukum Internasional.

Dalam hubungan masalah Kamboja dan Afghanistan, kedua pemimpin itu menyerukan penarikan mundur secara total kekuatan-kekuatan asing dari kedua negara itu. Mereka sangat menyesalkan pengingkaran hak untuk menentukan nasib sendiri dari rakyat Kamboja dan Afghanistan serta hak mereka untuk menentukan hari depan politik mereka tanpa campur tangan asing, paksaan dan intimidasi.

Mereka mengakui pentingnya persatuan antara negara-negara Non Blok dan menyerukan agar berpegang teguh pada prinsip-prinsip dantujuan gerakan Non Blok, sebagai faktor utama untuk menjamin perdamaian dan keamanan di dunia.

Ekonomi dan Pembangunan

Kedua belah pihak merasa puas atas semakin berkembangnya tali persahabatan dan kerjasama antara kedua negara.

Dalam hubungan ini pemerintah Kuwait menyatakan kesediaannya untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan untuk ikut serta pada sejumlah proyek-proyek pembangunan Indonesia, mengenai sektor-sektor penting di bidang ekonomi maupun dalam proyek-proyek perdagangan, industri dan pertanian yang dapat berjalan, di antaranya proyek Penyulingan Minyak di Pulau Batam.

Kedua belah pihak menyatakan akan meningkatkan usaha-usaha guna memperkuat hubungan dan guna mengembangkan kerjasama antara kedua negara, serta setuju untuk mengadakan suatu persetujuan perdagangan dalam waktu dekat.

Pembicaraan kedua pemimpin itu dalam berbagai hal menguatkan adanya persamaan pandangan antara kedua negara mengenai masalah-masalah yang menyangkut kepentingan bersama, baik internasional maupun kerjasama bilateral.

Kepala Negara Kuwait menilai sambutan yang diberikan sebagai cerminan adanya hubungan yang sangat dekat dan bersahabat antara kedua negara dan rakyatnya, serta adanya hasrat yang sama untuk lebih mengembangkan dan memperluas kerjasama di berbagai bidang.

Tata Ekonomi Dunia Baru

Kedua belah pihak sepakat perlu diadakan usaha-usaha baru dan tegas oleh masyarakat internasional, khususnya oleh negara-negara maju, guna menjamin kemajuan yang positip dan nyata ke arah terbentuknya Tata Ekonomi Dunia Baru.

Dalam mengejartujuan-tujuan tersebut kedua belah pihak menganggap bahwa PBB merupakan forum yang paling cocok untuk mengadakan perundingan-perundingan.

Mereka menegaskan perlunya memelihara dan terus memperkuat persatuan organisasi di kalangan pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC. Karena OPEC telah memainkan peranan penting terhadap ekonomi dunia umumnya dan negara-negara berkembang khususnya.

Pada akhir komunike itu dinyatakan bahwa Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah mengundang Presiden Soeharto berkunjung ke Kuwait. Undangan ini diterima baik oleh Presiden, dan waktunya akan ditentukan kemudian melalui saluran diplomatik.

Emir Kuwait itu sangatmenghargai keramah-tamahan dan sambutan hangat rakyat Indonesia yang diberikan kepadanya dan rombongan selama kunjungan 3 harinya di Indonesia.

Menuju Kuala Lumpur

Presiden Soeharto, Wakil Presiden Adam Malik, sejumlah Menteri Kabinet Pembangunan III serta Korps Diplomatik, Senin siang kemarin, mengantarkan Emir Jaber Al-Ahmad Al-Sabah. Tamu negara tsb meninggalkan Indonesia menuju Kuala Lumpur setelah berada di Indonesia selama 3 hari.

Diiringi dengan 21 kali dentuman meriam serta dinyanyikannya kedua lagu kebangsaan, Presiden Soeharto melepas keberangkatan Kepala Negara Kuwait tersebut yang terbang dengan pesawat khusus Kuwait Airways Boeing 707 berwarna biru laut.

Sedangkan sebelumnya pada pagi hari, tamu negara melakukan kunjungan singkat ke Taman Mini Indonesia lndah dan mengunjungi sejumlah pavilyun yang mewakili daerah-daerah Indonesia. Di Pavilyun Sumatera Utara, secara simbolis Emir Al-Sabah menanam pohon beringin pertanda ikatan persahabatan yang kokoh kuat antara Indonesia dan Kuwait.

Proyek Pendidikan Keagamaan

Mengenai hasil perundingan delegasi Kuwait dengan Menteri Agama RI, diperoleh keterangan bahwa pemerintah Kuwait sangat berminat memberikan bantuan untuk proyek pengembangan pendidikan keagamaan di Indonesia, antara lain beberapa proyek pendidikan Islam dan pondok-pondok pesantren di Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Agama Alamsjah Ratu Perwiranegara Senin siang di bandar udara internasional Halim, setelah bersama Presiden Soeharto mengantarkan keberangkatan Emir Negara Kuwait, Sheikh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah yang bertolak ke Kuala Lumpur dengan pesawat khusus Boeing 707 Kuwait Airways.

Menteri Agama lebihjauh menjelaskan, secara khusus beberapa proyek yang menyangkut bidang keagamaan yang berada di bawah tanggungjawabnya telah dibicarakan dengan Menteri Urusan Wakaf Kuwait, Yousif Al-Haj.

"Baru saja ia menyampaikan kepada saya bahwa pembicaraan kami tentang beberapa proyek pendidikan agama telah dilaporkan kepada Emir Al-Sabah,” kata Alamsjah.

Menjawab pertanyaan tentang jumlah bantuan yang akan diberikan dan lokasi penerimanya, Menteri Agama menyatakan secara terperinci akan dibicarakan dalam kunjungannya ke Kuwait bulan Desember mendatang.

"Saya akan ke sana untuk merembugkan hal ini kembali dengan Menteri Urusan Wakaf," katanya.

Nanti Saja

Sementara itu di tempat yang sama, baik Menteri Keuangan Ali Wardhana maupun Mensesneg, Sudharmono SH, tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan tentang jumlah bantuan negara Kuwait yang sudah disepakati dalam pembicaraan selama berada di Jakarta.

"Nanti saja, yang pasti jumlah bantuan itu meningkat dan lebih besar lagi dibandingkan dengan bantuan tahun-tahun sebelumnya," kata Sudharmono.

Sedangkan Menteri Perdagangan dan Koperasi Radius Prawiro menjawab pertanyaan pers di bandar udara Halim mengatakan, hubungan perdagangan yang paling menonjol antara Kuwait dan Indonesia adalah kegiatan di bidang keuangan dari perbankan.

Dalam kegiatan tersebut, Pemerintah telah mengambil langkah kebijaksanaan untuk mendatangkan langsung sejumlah pengusaha Kuwait ke Indonesia serta melakukan pembicaraan langsung, misalnya dengan pihak KADIN. Radius menyatakan perlunya pengenalan barang-barang ekspor Indonesia secara lebih luas di Kuwait.

"Adanya pameran barang2 komoditi ekspor Indonesia seperti teh, kopi, karet dan kerajinan tangan di tahun 1979 oleh Badan Pengembanan Ekspor Indonesia cukup berhasil," tambah Radius.

Namun Memperdagkop juga menggaris bawahi bahwa akhir-akhir ini kegiatan perdagangan antara Indonesia dan Kuwait jauh berkurang. Menurunnya kegiatan ini disebabkan berubahnya fungsi pelabuhan Kuwait yang semula sebagai pelabuhan perdagangan menjadi pelabuhan transito.

"Pelabuhan transito Kuwait itu hanya menampung sementara dan menyalurkan barang2 ekspor Indonesia ke negara tetangga sekitar Kuwait," katanya.

Pembicaraan Produk

Menteri Radius Prawito menyatakan, pembicaraan Minggu antara Menteri bidang Ekuin dengan Menteri Perdagangan dan Industri Kuwait Abdul Wahab Al-Nefisi sangat produktif dan saling menjalin pengertian kedua belah pihak masalah tentang masalah-masalah kedua negara.

Kuwait dalam pertemuan itu berminat untukmemberi bantuan kepada Indonesia pada bidang proyek-proyek yang ditanggulangi oleh Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, serta badan2 keuangan internasional lainnya.

Pemerintah Kuwait, menurut Radius Prawiro tidak saja segera menyetujui bantuan yang diberikan, tapijuga proyek yang telah di survey oleh Bank Dunia karena Kuwait sangat kurang tenaga-tenaga ahli. Sedang sebagian penduduk Kuwait adalah pendatang yang bekerja di negara yang kaya petro dollar tersebut.

Menyinggung bantuan terhadap pembangunan proyek pengilangan minyak menurut Radius Prawiro, Kuwait juga telah menghubungi Pemerintah Malaysia yang dalam hal ini menunjuk Petro (perusahaan perminyakan Pemerintah Malaysia) untuk melakukan joint venture menyelesaikan proyek kilang minyak tersebut. (DTS)

…

Jakarta, Pelita

Sumber: PELITA (01/09/1980)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 618-622.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.