SUKSES ATAU GAGALNJA PROGRAM KABINET: KEHORMATAN TNI-AD MENDJADI TARUHANNJA

SUKSES ATAU GAGALNJA PROGRAM KABINET: KEHORMATAN TNI-AD MENDJADI TARUHANNJA [1]

 

Djakarta, Berita Yudha

Pangdam V/Djaya Maj. Djen Amir Machmud menandaskan pada appel bendera dihalaman Skodam V/Djaya kemarin menandaskan bahwa sukses atau gagalnja program Kabinet Ampera, harga diri dan kehormatan TNI/AD mendjadi taruhannja.

Bagi TNI/AD sekarang inilah masa udjiannja jang terberat, “emas atau lojangkah ia”, “pualam atau lumpurkah ia” didalam dedication pengabdiannja kepada bangsa, tanah air dan revolusi.

Berbitjara ttg situasi politik dewasa ini, Pangdam V/Djaya menjatakan bahwa kita jang baru sadja mengachiri dan menghalau djauh2 dualisme dan konflik situasi, disesalkan atau tidak telah muntjul gedjala jang dilakukan oleh sementara golongan di dalam masjarakat dengan menebar benih, baik dalam sikap maupun dalam tindakan jang djustru mendjurus kepada bentuk dualisme baru.

Dualisme dalam pengertian, dualisme dalam penafsiran jang sudah barang tentu ketjil kemungkinannja untuk tidak diteruskan dalam perbuatan konkrit.

Ditandaskan oleh Pangdam V/Djaya bahwa djelas dengan menebarkan benih jang djustru disadari atau tidak, dapat “mengundang hadirnja” dualisme bam akan mengakibatkan terhambatnja pelaksanaan program kabinet Ampera maupun keputusan2 MPRS.

Ini terang tidak kita inginkan bersama karena itu didalam menghadapi masalah ini, dari segenap potensi Orde Baru dituntut sikap djudjur dan ichlas didalam menilai sedjarah perdjoangan dimasa lampau.

Hitam katakan hitam. Pengaman-pengamal Pantjasila. Katakanlah Pantjasilais. Penghianat Pantjasila katakanlah pengchianat Pantjasila.

Disinilah kita dapat menarik batas pemisah antara kekuatan Orde Baru dan bukan Orde Baru.

Siapa jang menolak atau menerimanja sebagai taktik belaka Pantjasila dan UUD 45 akan langsung berhadapan dengan ABRI sebagai lawan.

Siapa jang mendulang menerimanja sebagai landasan haluan tudjuan dan strategi dasar adalah kawan ABRI. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (18/04/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 729-730.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.