SUMBANGAN SEKTOR INDUSTRI DIHARAPKAN 8,8 MILlAR DOLAR AS
Jakarta, Antara
Menteri Perindustrian Hartarto mengatakan untuk menunjang tahun anggaran 1988/1989 diharapkan sektor industri minimal mampu memberikan sumbangan sekitar 8,8 miliar do1ar AS.
“Kalau 8,8 miliar dolar AS dibagi 12 berarti sekitar 750 juta dolar AS per bulannya,” katanya kepada pers seusai melapor kepada Presiden Soeharto, di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu.
Menurut Menteri Perindustrian pada bulan September 1987 realisasi ekspor hasil industri mencapai tingkat tertinggi dibandingkan dengan sebelumnya yaitu sebesar 701,5 juta dolar AS lebih, atau 80,6 persen dari keseluruhan ekspor non migas Indonesia.
Sementara itu sesuai dengan data BPS, kata Hartarto, nilai ekspor hasil industri pada bulan Januari 1987 sampai dengan September 1987 mencapai 4,2 miliar dolar AS lebih, atau meningkat sekitar 45,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 1986, yang mencapai nilai ekspor sebesar 2,9 miliar dolar AS lebih.
Di samping itu ekspor komoditi industri primer dalam periode yang sama mencapai 422,2 juta dolar AS lebih atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1986, sehingga secara keseluruhan ekspor hasil industri sampai dengan bulan September 1987 mencapai 4,6 miliar dolarAS lebih, atau meningkat sekitar 39,6 persen dibandingkan dengan tahun 1986.
Peranan ekspor hasil industri terhadap ekspor non migas pada bulan September 1987 rnencapai 80,6 persen,sedangkan peranannya selama bulan Januari sampai dengan September 1987 sebesar 77,3 persen.
“Sedangkan peranan sektor industri terhadap ekspor non migas Indonesia pada bulan Januari 1987 sampai dengan September 1987 sebesar 37,4 persen,” katanya.
Menteri Perindustrian juga menjelaskan bahwa peluang-peluang ekspor komoditi industri masih terbuka luas utamanya dengan menguatnya mata uang yen, mata uang Korea dan dolar Taiwan, dengan andalan kelompok Aneka Industri.
Pemerintah, kata Menteri, akan terus mendorong peningkatan ekspor komoditi hasil industri, dan komoditi yang dapat ditingkatkan dalam waktu singkat adalah industri pengolahan dari kayu gergajian, industri pengolahan karet, industri pengolahan CPO/PKO dan industri pengolahan rotan.
Dijelaskan bahwa upaya pengembangan ekspsor komoditi industri utamanya komoditi andalan yaitu kelompok Aneka Industri, dilakukan dengan pola spektrum yang luas antara lain penelitian terhadap daya saing, dukungan bahan baku dan sebagainya.
Menteri Perindustrian menjelaskan bahwa dalam kesempatan itu ia melapor kepada Presiden Soeharto tentang rencana peresmian sejumlah proyek industri di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.
Proyek industri yang akan diresmikan itu berjumlah 177 proyek masing-masing 58 proyek industry di Jawa Tengah, 25 proyek industri di Sulawesi Selatan, 76 proyek industri di Jawa Barat dan 18 proyek industri di Sumatera Utara.
Dikatakan dari ke 177 proyek industri yang akan diresmikan itu 91 persen dalam rangka penanaman modal non fasilitas, menyerap investasi sebesar Rp. 195 miliar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 23.558 orang.
Disamping itu juga akan diresmikan sebanyak 243 koperasi industry kecil (Kopinkra) dengan menyerap tenaga kerja sekitar 116.853 orang di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Sumatera Utara, kata Hartarto.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (09/01/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 233-235.