SUPARDJO-LATIF DAN UNTUNG HANJA BONEKA UNTUK KAMBING HITAMKAN TNI/AD

SUPARDJO-LATIF DAN UNTUNG HANJA BONEKA UNTUK KAMBING HITAMKAN TNI/AD [1]

 

 

 

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

WAPANGAD Letjend Panggabean Selasa siang dalam menjaksikan timbang terima djabatan Kepala Pusat Sedjarah Militer AD (Pussem AD) dari tangan Brigjen Sardjono ke tangan penggantinja Kol Susatyo menjatakan bahwa sebagai pradjurit jang paling banjak mengalami dan merasakan pahit getirnja perdjuangan nasional sudah sewadjarnja pula kalau kita pulalah jang harus paling menjadari bahwa didalam pembangunan potensi pertahanan, di dalam kewaspadaan dan kesiap kesiagaan nasional pembinaan potensi itu tidak boleh digantungkan kepada satu orang sadja.

Hadir diaula Departemen AD itu seluruh Pati2, Pamen2 dalam lingkungan AD dan selandjutnja menurut Wapangad bahwa didalam kewasapadaan dan kesiap siagaan nasional kita tetap menaati bunji “patah tumbuh hilang berganti” dan dalam hal ini tidak boleh hanja merupakan slogan sadja.

Kesadaran jang demikian itu harus kita kembangkan di dalam seluruh Salogarde pembangunan pertahanan nasional chususnja dan di dalam ketahanan nasional umumnja.

Sebab kesadaran mental kepradjuritan jang demikian harus kita tanamkan, harus kita abadikan, kita wartakan supaja mendjadi milik generasi2 Indonesia turun-temurun dan disini pentingnja Pussem AD”.

Kita mengetahui dan mengalami kata Wapangad bahwa ABRI chususnja TNI/AD djustru karena sedjarah kepatriotannja itu selalu mendjadi sasaran dari pada kontrarevolusi dan subversi untuk menimbulkan kelemahan dan perpetjahan didalam potensi nasional dan kesatuan pertahanan nasional kita.

Memang kita sendiri menjadari kalau beberapa oknum jang terlibat tsb, djelas bukan merupakan inisiator dari pada pengchianat G-30-S/PKI jang kedja ril dan biadab.

Inisiator dan organisatornja adalah djelas PKI jang selandjutnja didukung dan disponsori oleh pemerintahan RR Tjina.

Dari pemeriksanaan perkara Dr. Soebandrio, O. Dhani djelas bahwa beberapa pemimpin TNI/AD seperti Supardjo, Latief, dan Untung hanja dijadikan boneka, alat dan korban untuk mengkambinghitamkan TNI/AD, demikian kata Wapangad Letjend Panggabean.

Seperti diketahui, Brigjend Sardjono kini akan mendjabat sebagai Pati jang dibantukan kepada Menpangad dan Kol. Susatyo sebelumnja mernpakan wakil Kepala Staf Komando Antar Daerah Sumatera. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (11/01/1967)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 715-716.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.