SUPARDJO MENGAKU MENDJILAT PRESIDEN KARENA INGIN MADJU DALAM CARIERNJA [1]
Djakarta, Angaktan Bersendjata
SEORANG Perwira Menengah Hukum jang dihubungi oleh wartawan AB mendjelaskan bahwa mungkin sekali ex Brigdjen Supardjo akan dihadapkan kedepan Mahmillub kira2 bulan Pebruari jad. Kata Perwira Menengah Hukum tsb. hingga kini pemeriksaannja belum lagi selesai tetapi masih dalam tingkat interogasi.
Team pemeriksa ABRI melakukan pemeriksaan tsb setjara marathon siang dan malam.
Sebab peranan ex Brigdjen Supardjo tidak ketjil dalam terror Gestapu / PKI jang menggontjangkan Indonesia itu disamping kedudukannja sebagai wakil ketua “Dewan Revolusi” dan guna membikin tjerah situasi “Halim” jang pernah diungkap oleh ex Men / Pangau Omar Dhani Jl.
Dikatakan oleh perwira menengah hukum itu, bahwa team Mahmillub masih akan disusun. Dalam pemeriksaan jang dilakukan oleh team pemeriksa ABRI tsb. semuanja serba lantjar, hanja kadang2 ex Brigdjen Supardjo mendjawab pertanjaan2 dengan mendjengkelkan.
Salah satu djawabnja sbb: “Saja sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai militer djuga ingin madju. Untuk dapat madju bagaimana pun harus mendekatkan diri kepada Presiden, karena beliaulah jang berkuasa penuh tingkat sekarang!”, katanja dengan nada keras.
Diungkapkan djuga bahwa banjak pembesar dapat madju dalam kariernja, karena mendjilat kepada Presiden, dan “apa salahnja kalau sajapun djuga mendjilat Presiden”, katanja dengan nada memberi tahu.
Diharapkan bahwa sidang Mahmillub itu akan membuka rahasia di Pusat maupun Daerah mengenai rentjana2 djahat PKI dalam usahanja menggulingkan Pemerintaban RI jg sjah.
Disini letaknja mengapa ex Brigdjen Supardjo harus diperiksa setjara hati2, demikian Perwira Menengah Hukum tsb:
Sementara itu, seorang Perwira Pertama di Puspen ABRI mengatakan bahwa pemeriksaan ex Kol Latief telah selesai dan tinggal mengadjukan pada Mahmillub sadja.
Tetapi karena tjidera jang dideritanja ia membutuhkan operasi.
Tetapi sekali ex Brigdjen Supardjo dimadjukan lebih dahulu ke Mahmillub. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (21/06/1967)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 795-796.