SURAT-SURAT KABAR MOSKOW TENTANG KEPEMIMPINAN SOEHARTO[1]
Jakarta, Merdeka
Harian-harian yang terbit di Moskow mulai mengomentari terpilihnya kembali Presiden Republik Indonesia, Soeharto dan Wakil Presiden Try Sutrisno, demikian. tulis wartawan Merdeka Syet Zakharov dari Moskow.
Politik Baru Presiden Soeharto, demikian judul artikel yang dimuat hari Rabu oleh harian Nezavisimaya, suatu edisi yang populer di Moskow Jenderal (Purn) Soeharto disebut sebagai tokoh politik terkuat nomor dua di Asia setelah Kim Il-Sung. Tak dapat disangkal, tulis pengarang artikel Eduard Grebensjikov, bahwa Soeharto tetap adalah seorang pemimpin di gelanggang politik yang tidak mengenal suatu politik yang serius, meskipun tidak luput dari kritik.
Dikomentari juga pemilihan Try Sutrisno, Jenderal (Purn) sebagai Wakil Presiden, Try Soetrisno, tulis harian Nezavisimaya, diterima baik oleh golongan elite pemimpin di negeri yang pendapatnya diperhitungkan oleh Presiden. Dicatat juga, bahwa Try Sutrisno disebut pers Indonesia sebagai pencipta solidaritas.
Diingatkan juga oleh Nezavisimaya, bahwa bekas Presiden Soekarno disebut Bapak Kemerdekaan, Presiden Soeharto sebagai Bapak Pembangunan dan sekarang datang giliran bagi Orang Solidaritas.
Harian Nezavisimaya menegaskan, bahwa di bawah pimpinan Soeharto berkat “Gerakan Penghijauan” negeri ini telah berhasil memperkuat usaha tani, negeri yang berhasil mencukupi diri dengan beras, berhasil mendiversifikasikan struktur perdagangan dari ekspor dan mengurangi ketergantungannya terhadap minyak bumi/ gas, serta berhasil meningkatkan tingkat hidup penduduk .
Dicatat juga bahwa rumusan (formula) sukses Indonesia mencakup keserasian luwes tiga elemen pokok dwi fungsi ABRI, peranan terkemuka para ahli ekonomi/ keuangan, sikap terbuka terhadap suara rakyat, bantuan luar negeri, termasuk investasi. Peranan besar dalam kemajuan ini, tulis harian tersebut, telah dimainkan oleh haluan tegas Presiden untuk memelihara disiplin keuangan, stabilisasi rotasi uang, terciptanya segala infrastruktur ekonomi, pengurangan campur tangan negara dalam perekonomian.
”Tak dapat disangkal bahwa kepemimpinan Soeharto”, tulis Nezavisimaya ,”ialah bahwa pendapatan yang diperoleh dari minyak bumi dikeluarkan bukan untuk memperkokoh keperkasaan militer, akan tetapi untuk pembangunan ekonomi. ” Ditegaskan, bahwa Presiden Soeharto yang punya peranan kuat dalam memimpin Gerakan Non-Blok, terpaksa bersikap merendah terhadap prestise negaranya untuk memperkokoh dan konsolidasi dengan membakt ikan lebih dari 25 tahun karir politiknya.
Jenderal Soeharto, memegang pucuk pimpinan seperempat abad–:–demikian judul artikel Alexey Volin yang dimuat di harian Moskow News. Mengisahkan riwayat hidup Presiden Soeharto, harian tersebut menegaskan peranan aktifnya dalam gerakan kemerdekaan. Presiden Soeharto diwarisi negeri yang ekonominya hampir gulung tikar dan yang dilatar belakangi konfrontasi politik, tulis harian itu. Akan tetapi dewasa ini Indonesia berada dalam grup negeri yang berkembang dinamik di kawasan Asia Pasifik.
Di Indonesia tercatat lebih dari 3.000 organisasi kemasyarakatan dan dua partai politik. Moskow News juga menulis bahwa pemerintah Indonesia melarang Partai Komunis.
Presiden Soeharto berhasil mengerjakan politik nasional yang luwes, catat harian itu. Sebagai ganti dari kapitalisme dan sosialisme, Presiden Soeharto telah memajukan “ideologi pembangunan nasional”. Kesetiaan Presiden Soeharto pada rumusan itu telah memungkinkan menciptakan landasan bagi langkah awal memasuki abad XXI, demikian Moskow News.( 571)
Sumber :MERDEKA (10/04/1993)
_________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 108-109.