TADJUK RENTJANA: HARI INI [1]
Jakarta, Berita Yudha
Didalam tjeramahnja didepan para pemuka masjarakat di Ambon Panglima Angkatan Darat Djenderal Panggabean antara lain mengatakan, bahwa apa jang kita alami hari ini adalah hasil atau akibat dari pada apa jg kita kerdjakan atau tidak dikerdjakan dimasa jang lalu.
Selandjutnja dikatakan pula oleh Djenderal Panggabean apa jang kita kerdjakan atau tidak kerdjakan sekarang ini, akan menentukan hasil jang akan dapat kita nikmati, atau menentukan akibat jang akan kita alami dimasa jang akan datang.
Kemudian dijelaskan apa jang terdjadi masa lampau chususnja jang telah memungkinkan kepada bekas PKI untuk menjusun kekuatan dan mendominasi dalam pikiran masjarakat jang kemudian oleh mereka dikira sudah tiba masanja untuk mentjoba melaksanakan G.30.S/PKI jang gagal itu.
Apa jang kita lakukan dan apa jang tidak kita lakukan dimasa lampau itulah, jang didjadikan oleh bekas PKI untuk membuat perkiraan untuk ber vivere pericoloso melantjarkan G.30.S/PKI jang karena perlindungan Tuhan Jang Maha Esa atas Negara dan Rakjat Indonesia menemui kegagalan.
Kita mengetahui dan Presiden Soeharto sendiri sudah berulang kali memperingatkan kita bahwa bahaja G.30.S/PKI itu adalah merupakan bahaja latent. Pak Harto sudah memperingatkan kita pula bahwa hidup terkotak-kotak serta pertentangan dan ketegangan antara kita dengan kita hanja akan memberi peluang kepada sisa2 G.30.S/PKI untuk mengkonsolidasikan dirinja, menjusup ketengah2 kita untuk mengipas supaja ketegangan dan pertentangan itu bertambah parah, sehingga membuka kondisi dan situasi baginja untuk mentjoba sekali mengadu untung melakukan penghianatan.
Maka oleh sebab itu Kepala Negara mengandjurkan supaja dipelihara persatuan diatas landasan mengambil bahagian jang aktip dan positip didalam mensukseskan pelaksanaan rentjana dan program pembangunan.
Bukti bahwa sisa2 G.30.S/PKI masih tetap mentjoba untuk menjusun kekuatan telah kita saksikan di Blitar Selatan. Jang sjukur telah menemui kegagalan pula. Dapatnja G.30.S/PKI adalah karena kewaspadaan mental ideologi rakjat di desa terhadap G.30.S/PKl belum berhasil kita tanamkan setjara meluas dan mendalam sampai ke setiap pelosok desa.
Gagalnja persiapan G.30.S/PKI di Blitar Selatan itu adalah karena Kodam Brawidjaja menarik peladjaran dari masa lampau tentang muslihat dan siasat bekas PKI melakukan gerakan di bawah tanah sehingga ketenangan dan keamanan tidak berhasil memperdajakan Kodam Brawidjaja tetapi sebaliknja meningkatkan kewaspadaan.
Tetapi ABRI itu tentu tidak bisa berada dimana-mana sekaligus dan G.30.S/PKI bukanlan hanja membahajakan ABRI sadja, tetapi membahajakan Pantjasila, membajahakan Negara dan membahajakan kehidupan rakjat.
Dan kita tentu sependapat, bahwa pentjegahan penumpasan dengan kekuatan fisik tentu lebih mudah dan lebih menguntungkan dari pada menumpas mereka setelah mereka berhasil membangun kekuatan untuk mengulangi kembali petualangan pemberontakannja.
Kita jakin bahwa Insja Allah setiap kekuatan fisik mereka jang mentjoba timbul akan dapat kita tumpas tetapi sebagaimana kami katakan tadi menumpas mereka sebelum berhasil bangun dan berkembang, adalah lebih mudah dan lebih menguntungkan bagi keamanan dan bagi kehidupan masjarakat sendiri.
Maka dari itu, kami ulangi apa jang dikatakan Djenderal Panggabean di Ambon tadi, apa jang kita kerdjakan atau jang tidak kita kerdjakan sekarang, akan menentukan apakah sisa2 G.30.S/PKI akan masih bisa mentjoba kembali mengulangi petualangan seperti ditahun 1965 nanti atau tidak, kita oleh jang bertanggung djawab dibidang keamanan telah diberi tahu tentang rentjana sisa2 G.30.S/PKI baik mengenai lapisan2 CC-nja, mengenai kompro2nja, mengenai rentjana tahun 1970-nja.
Ditahun 1965 kita dihadapkan kepada suatu pendadakan. Tetapi sekarang kita tidak boleh mengalami pendadakan lagi, sebab kita sudah diberi tahu rentjana dan tjara2, sehingga seharusnja kita sudah tahu pula dan sudah mulai pula bekedja untuk menghilangkan setiap kesempatan baginja untuk memantjangkan tripandjinja Pantjasila bukan hanja milik ABRI.
Negara bukan hanja milik ABRI, oleh sebab itu menegakkan kewaspadaan dan menghapuskan setiap kondisi dan situasi bagi pemantjangan tripandji G.30.S/PKI bukanlah hanja kewadjiban dan tanggung djawab ABRI sadja, itu adalah kewadjiban dan tanggung djawab kita semua.
Kewadjiban dan tanggung djawab kita semua untuk mentjegah dosa manapun digunakannja untuk ditempati kompro2nja.
Artinja kewadjiban dan tanggung djawab kita semua untuk mempersendjatai rakjat desa dengan kewaspadaan dan aktip turut serta mentjiptakan kondisi dan situasi didesa masing2 agar setiap oknum G.30.S/PKI tidak bisa begerak malahan diringkus sendiri oleh rakjat dengan atau tanpa minta bantuan ABRI.
Apa jang kita kerdjakan hari ini akan menentukan keamanan dan kesedjahteraan hidup pada hari esok. (DTS)
Sumber: Berita Yudha (07/09/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 166-168.