Tadjuk Rentjana: MISSION DAN STRATEGI [1]
Jakarta, Berita Yudha
Djika tersesat di tengah djalan, kembalilah kepangkal djalan. Begitulah menurut peribahasa kita tjara jang terbaik untuk mentjegah kemungkinan lebih djauhnja kita tersesat didalam usaha menemukan kembali arah tudjuan semula jang benar.
Dalam hidup sebagai bangsa kita mempunjai falsafah nasional jang melahirkan aspirasi nasional dari mana kita menguraikan mission bagi diri atau bagi kelompok kita masing2. Dari mission itu kita menentukan pula strategi serta taktik untuk melaksanakan atau untuk mentjapai mission itu.
Kalau kita sudah mempunjai kesatuan falsafah, jaitu falsafah Pantjasila, satu didalam kemurnian serta kesempurnaan lahir dan batiniahnja, kiranja aspirasi jang lahir dari padanja akan sama2 murni dan sempurna pula, sehingga mission jang kita uraikan dari padanja sebagai bidang2 pelaksanaannja untuk diri atau kelompok kita masing2, tentu akan searah dan setudjuan pula.
Begitu pula kalau kita untuk melaksanakan mission jang telah kita pilih untuk diri atau kelompok kita sendiri ataupun jang mendjadi tugas dari diri atau kelompok kita masing2, menggariskan strategi dan taktik pelaksanaannja, kalau kita tidak lupa untuk selalu berpedoman kepada urutan gerak langkah kita mulai dari pangkal atau titik-tolak dari mission itu, jaitu falsafah Pantjasila, aspirasi nasional dan mission nasional, tentu didalam strategi dan taktik ini kita akan selalu pula dapat memelihara kesedjadjaran dalam arah tudjuan itu tanpa menimbulkan tabrakan ditengah djalan.
Katakanlah bahwa dari aspirasi nasional jang lahir dari falsafah nasional itu kita telah menguraikan tiga mission pokok, jaitu HANKAMNAS, SOSIAL – POLITIK dan SOSIAL – EKONOMI. (Urutan penulisannja tidaklah menjatakan urutan pentingnja mission itu Red.). Katakanlah bahwa untuk HANKAMNAS kita telah menentukan sebahagian dari bangsa kita jang diserahi kewadjiban dan tanggung-djawab.
Katakanlah bahwa untuk SOSIAL – POLITIK kita telah menundjuk bahagian lalu pula dari bangsa kita untuk memikul kewadjiban dan tanggung-djawabnja. Begitu djuga untuk SOSIAL-EKONOMI kita telah menentukan pula bahagian lain dari bangsa kita untuk memikul kewadjiban dan tanggung djawabnja.
Maka masing2 penanggung-djawab didalam menggariskan strategi dan memilih taktik2 pelaksanaannja, terlebih dahulu akan menelaah, apa sebenarnja ruang-lingkup dari pada missionnja itu. Maka penanggung-djawab HANKAMNAS dengan doktrin HANKAMNASRATA-nja akan berkesimpulan, bahwa ruang lingkupnja adalah semua segi kehidupan dan penghidupan nasional. Begitu djuga penanggung-djawab SOSIAL – POLITIK dan pananggung-djawab SOSIAL – EKONOMI. Semua penanggung-djawab mission sama2 tidak bisa dan tidak boleh melepaskan diri dari falsafah, ideologi, politik, sosial, ekonomi, agama, psikologi, budaja, jang masing2 djuga sudah tidak bisa digarap atau ditanggulangi setjara tersendiri. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (29/12/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 415-416.